Monday, 19 May 2014

USE OF MATERIALS AS A BASIS HUMP BANANA MAKING BIODEGRADABLE PLASTIC

Abstract

            A study concerning the use of the banana weevil as the manufacture of biodegradable plastics. The purpose of this study was to produce biodegradable plastics by microorganisms and the physical properties of strong and elastic.
            The study was conducted by mixing three basic ingredients are flour starch banana weevil, chitosan and propylene glycol in order to produce biodegradable plastics, which are then performed observations of physical properties and strength of the resulting plastic.
The results showed that the banana weevil starch can be used as a base for the manufacture of biodegradable plastics. The resulting plastic transparent brown and the power is still low. The average strength of the weight of 1.6 grams.
Keywords: Biodegradable Plastics, Plastic Conventionally, Bananas, Chitosan, Propylene Glycol, Acetic Acid.

1. Introduction


Adanya plastik sejak awal diciptakan telah mampu mengubah pola kegiatan manusia sehari-hari. Hampir bisa dipastikan manusia selalu berhubungan dengan plastik mulai dari produk yang digunakan, kemasan produk, hingga kantong untuk membawa produk atau barang tertentu. Berbagai alasan dikemukakan terkait penggunaan plastik selain ringan dan lebih praktis tanpa menyadari bahwa penggunaan berbagai produk dan kemasan berbahan plastik yang dibuang menjadi sampah menimbulkan dampak lingkungan yang sangat penting.
 Keberadaan sampah plastik menjadi permasalahan saat ini dan makin memprihatinkan. Walaupun beberapa negara maju sudah memperkenalkan penggunaan bahan sintetik yang dibuat lebih bersifat dapat didaur ulang (recycleable), namun belum semua wilayah negara memiliki alat pendaur ulang  sampah plastik.
Saat ini 500 juta hingga 1 milyar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya, dengan perkiraan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahun. Jika dibentangkan, sampah-sampah dapat membungkus permukaan bumi menjadi 10 lapis. (www.gogreenindonesia.blogspot.com
Plastik merupakan material yang baru akan terurai oleh mikroorganisme dalam waktu 200-400 tahun, dan akan terurai secara sempurna dalam waktu 1000 tahun. Ini berarti mereka memecah menjadi potongan-potongan mungil dan mungil bit beracun yang mencemari udara, air, dan tanah.
Dampak yang dihasilkan oleh sampah plastik ini antara lain tercemarnya tanah, air tanah dan nantinya akan membunuh hewan-hewan pengurai yang nantinya ini akan merusak rantai makanan, mengurangi kesuburan tanah dan hal ini terjadi karena plastik mengandung bahan kimia yang nantinya dapat merusak kandungan tanah, juga dapat menyebabkan banjir jika terlalu menumpuk di sungai, dan juga terjadinya global warming.
Bonggol pisang, adalah salah satu bagian dari tanaman pisang yang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebenarnya pada pati yang terdapat didalam bonggol pisang (Musa paradisiacal) terdapat polimer yang dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan plastik biodegradable atau plastik yang dapat diurai oleh mikroorganisme.







2.Method and Experimental Details


Instrumentasi Penelitian
1. Alat :
Pisau, blender, hot plate, stirrer, gelas ukur, baker glass, oven, pengaduk magnet.
2. Bahan:
Bonggol Pisang/ pati bonggol pisang, aquadest, propilen glikol, acetic acid 1%, chitosan.

Prosedur Penelitian
1. Prosedur pembuatan tepung bonggol pisang:
a. Bonggol pisang dikupas kulitnya dan dibersihkan.
b. Dipotong menjadi dadu, diblender kemudian disaring untuk diambil airnya.
c. Filtrat diendapkan, selanjutnya endapan dan residunya dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C.
d. Setelah kering, selanjutnya endapan residunya diblender hingga menjadi pati bonggol pisang.

3.Result and Discusion
Prosedur pembuatan plastik biodegradable.
a. Disiapkan larutan chitosan 5% dalam pelarut asam asetat 1% dan larutan pati bonggol pisang 2%, serta propilen glikol.
b. Dicampur ketiga bahan tersebut dengan perbandingan volume 100 ml larutan pati bonggol pisang dengan 100 ml larutan chitosan  5% dan propilen glikol sebanyak 20% dari total berat larutan pati dan chitosan.
c. Aduk ketiga bahan tersebut hingga homogen menggunakan hot plate pada suhu 60°C dengan putaran 300 rpm selama 1 jam dan 30 menit.
d. Larutan yang sudah homogen selanjutnya dituang ke dalam cetakan (cawan petri) dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 55°C selama 24 jam.
e. Setelah kering, plastik biodegradable- bonggol pisang yang terbentuk selanjutnya diamati.









a. Penampilan Fisik Plastik Biodegradable, berwarna coklat transparan, mengkilap dan sedikit elastis
b. Kadar air yang terkandung dalam plastik biodegradable bonggol pisang sebesar 26,25%
c. Plastik hasil sintesis tidak larut dalam air sempurna dalam air. Beberapa plastik masih tampak dalam bentuk lembaran kecil dan sebagian berubah menjadi partikel kecil dikarenakan faktor pengadukan, tetapi semuanya tidak larut dalam air.
d. Plastik biodegradable bonggol pisang dapat menahan beban sebesar 1,6 gram

Pembahasan
            Struktur pati pada bonggol pisang dan kandungan getah yang banyak menyebabkan pada saat dihancurkan/ diblender berwarna coklat. Karena didalam bonggol pisang terdapat senyawa asiatikosida, asam asiatat, asam adekasat, tanin dan saponin yang mudah teroksidasi menjadi warna coklat.
            Dalam penelitian ini chitosan berperan sebagai pembentuk lapisan film, yang harus digunakan asam asetat sebagai pelarutnya, karena asam asetat adalah pelarut yang baik bagi chitosan. Karena pengaruh pH pada asam asetat menjadikan chitosan menjadi lebih mudah larut.
            Propilen Glikol digunakan sebagai pembentuk sifat elastis, sebagai penyedia gugus hidroksil yang akan meyelip/ masuk diantara rantai- rantai polimer pati bonggol pisang.
            Dihasilkan plastik biodegradable yang masih sederhana. Dimana sifat fisiknya belum mampu menyerupai plastik konvensional. Perbedaan sifat antara plastik biodegradable dengan plastik konvensional ditinjau dari bahan dasarnya. Plastik biodegradable berasal dari bahan yang mudah terurai, sedangkan plastik konvensional berasal dari bahan resin atau bahan yang sulit terurai oleh mikrorganisme.
            Tingkat kelarutan dalam air yang dimiliki plastik biodegradable hasil sintesis ini dilakukan pengujian selama 4 hari dan ternyata film plastik yang direndam dalam air tersebut tidak hancur semuanya, tapi ada sebagian yang larut dalam air. Pada uji kelarutan ini, didukung oleh pengadukan yang secara mekanis dapat mempercepat kelarutan film plastik dalam air.
Uji mekanik yang berupa uji kekuatan tarik merupakan uji yang sangat penting kaitannya dengan kualitas film plastik biodegradable yang dihasilkan. Sampel film plastik yang akan diuji kemudian dikaitkan secara vertikal pada benang dan jarum lalu diberi beban. Dilihat dari terksturnya, film plastik dari tepung pati bonggol pisang ini cenderung lebih rapuh dan kurang elastis apabila dibandingkan dengan plastik konvensional. Karena plastik konvensional menggunakan bijih plastik dalam pembuatannya, sehingga lebih kuat dibandingkan dengan plastik biodegradable berbahan dasar tepung pati bonggol pisang.

4. Conclusion

            Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa  pati bonggol pisang dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan plastik biodegradable. Penampilan fisik yang berwarna kecoklatan dan mengkilap. Plastik biodegradable ini sebagian dapat larut dalam air dan sebagian lagi tidak larut dalam air. Dan juga plastik biodegradable- bonggol pisang ini dapat menahan beban yang diberikan walaupun tidak sekuat plastik konvensional biasanya.
5. Ackonwledgements
Agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik, penulis menyarankan untuk:
1.  Menggunakan material yang tidak hanya biomaterial saja untuk memperkuat sifat- sifat fisik plastik.
2. Melakukan uji secara langsung tingkat keelastisatsan dan kekuatan tarik plastik biodegradable dengan alat uji keelastisatan dan kekuatan tarik.
3. Menggunakan alat cetak yang mempunyai sifat anti lengket.
4. Melakukan uji biodegradabilitas pada plastik biodegredable.
5. Menggunakan alternatif bahan dasar lain selain tepung pati bonggol pisang.

6. Reference

Bourtoom,Thaiwen. 2006, “Plasticizer effect on the properties of biodegradable blend film from rice strach- chitosan”. Jurnal Fakultas Agro- Industri.hlmn 1-7
Firdaus, Feris, 2004, “Potensi Limbah Padat- Cair Industri Tepung Tapioka sebagai Bahan Baku Film Plastik Biodegradable”. Jurnal Dosen Pasca sarjana UGM Jogjakarta.hlmn.1-8
http://ngraho.wordpress.com/tag/tanaman-pisang/ (20.14) (Sabtu, 25 Agustus 2012)
http://forum.upi.edu/index.php?topic=13726.0 (21.11) (Selasa, 04 September 2012)
 http://id.shop.88db.com/biochitosanindonesia/chitosan (21.44) (Selasa, 04 September 2012)
http://www.scribd.com/doc/19633310/asam-asetat (22.40) (Selasa, 04 September 2012)
http://my.opera.com/greatranika/blog/show.dml/7705761 (22.16) (Senin, 24 September 2012)

No comments:

Post a Comment