Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ekstrak pare efektif sebagai zat anti bakteri, dan menentukan
konsentrasi yang paling optimal dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20
Oktober – 3 November 2012. Penelitian
ini didesain secara eksperimental, yaitu penelitian yang menggunakan kelas
treatment dan kelas kontrol. Kelas treatment terbagi, mejadi dua jenis,
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas di penelitian ini
adalah ekstrak buah pare (momordica charantia L) dengan beberapa konsentrasi
yang berbeda. Variabel terikat di penelitian ini adalah pertumbuhan bakteri
pada media agar yang sudah diberi ekstrak pare. Setelah bakteri diinkubasi 24
jam data dicatat pada lembar observasi yang berupa tabel pengamatan. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak pare efektif untuk menekan pertumbuhan
bakteri. Dengan konsetrasi 50% dan dilarutkan dengan menggunakan air memiliki keefektifan yang lebih tinggi
dibandingkan konsentrasi dan pelarut lainnya, hal ini berdasarkan diameter zona
bening yang terbentuk pada cawan petri
Kata kunci: air, methanol, pare, anti bakteri
1.
Pendahuluan
Sejak jaman dahulu, manusia sangat
mengandalkan lingkungan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya untuk makan,
tempat berteduh, pakaian, obat, pupuk, parfum, dan bahkan untuk kecantikan
dapat diperoleh dari lingkungan. Kekayaan alam di sekitar manusia sebenarnya,
sangat bermanfaat dan belum sepenuhnya digali, dimanfaatkan, atau bahkan
dikembangkan. Indonesia sangat terkenal dengan keaneka ragaman floranya. Hal
ini disebabkan karena daerah Indonesia yang dilalui oleh garis khatulistiwa.
Sehingga patutnya kita sebagai manusia mencari tahu manfaat dan kegunaan dari
berbagai flora di bumi.
1
|
Senyawa alkaloid,
flavanoid, tannin dan saponin berkhasiat sebagai abti bakteri. Sehingga pada
penelitian kali ini akan dibuktikan zat antibakteri yang bersifat alami
memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan dasar zat antibakteri,
sehingga akan dibuat sebuah karya ilmiah berjudul “Pemanfaatan pare (Momordica Charantia L) sebagai zat
anti bakteri”. Manfaat dari penelitian ini adalah, sebagai alternatif zat
antibakteri alami, untuk menambah pengetahuan pembaca, dapat diaplikasikan
kedalam ilmu kedokteran, memberi info pada masyarakat luas mengenai pare (Momordica
charantia L) sebagai zat anti bakteri
2.
Instrumentasi,
dan Prosedur Project
Alat:
a. Kaca
arloji
b. Piala
gelas
c. Autoklaf
d. Cawan
petri
e. Tabung
erlenmeyer
f. Kertas
pembungkus
g. Blender
h. Neraca
digital
i. Plastik
pembungkus
j. Kertas
saring
k. Pipet
serolosi
l. Bolp
m. Kapas
n. Bunsen
o. inkubator
p. ose
Bahan:
a. Nutrient
agar
b. Buah
pare
c. Air
d. Bakteri
yang telah dikembang biakan di dalam nutrient agar
e. Alcohol
Prosedur
penelitian:
1. Pare
dihalusakn dengan menggunakan blender
2. Buah
pare yang telah diblender di campurkan ke dalam larutan air juga methanol
dengan perbandingan 10%, 30%, 50%.
3. Ekstrak
didiamkan selama 1 hari untuk mengikat zat aktif pada buah pare
4. Kertas
saring yang telah dibentuk lingkaran kecil dimasukan kedalam ekstrak pare dan
didiamkan selama 1 hari
5. Pembuatan
nutrient agar sebanyak 5,75 gr dan dicampurkan dengan 250 ml air
6. Sterilisasi alat dan bahan didalam autoklaf dengan suhu 121
o C
7. Melakukan
pengujian ekstrak pare sebagai anti bakteri
8. Cawan
petri diikubasi dengan suhu 36,5 oC
9. Zona
bening dihitung dengan menggunakan penggaris
3.
Hasil penelitian
Cawan petri kontrol (mm)
|
|
Kontrol
(-)
|
Kontrol
(+)
|
-
|
+
|
Pelarut
|
Diameter
zona bening (cm)
|
||||||||
10%
|
30%
|
50%
|
|||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
||||
Air
|
0,2
|
0,15
|
0,15
|
0,25
|
0,35
|
0,45
|
|||
pelarut
|
Diameter zona bening (cm)
|
||||||||
10%
|
30%
|
50%
|
|||||||
Methanol
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
|||
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||
Pada cawan petri kontrol (+)
seluruh permukaan ditutupi oleh bakteri, bakteri tumbuh dengan subur karena
memang nutrient agar mengandung zat nutrisi yang penting untuk pertumbuhan
bakteri. Namun untuk memastikan bahwa selama proses pengerjaan di pastikan
steril harus ada cawan petri yang hanya
di beri nutrient agar apabila cawan petri tidak ditumbuhi bakteri maka dapat
dipastikan bahwa selama proses pengerjaan dilakukan dengan steril. Selama
proses pengerjaan kondisi disekeliling harus dipastikan steril, masker, jas
lab, Bunsen dan alcohol merupakan perlengkapan yang wajib ada selama proses
pengerjaan. Selain itu proses sterilisasi didalam autoklaf juga
dipastikan mencapai suhu 121 oc, karena tidak ada bakteri yang dapat
pada suhu tersebut.
Zat pada pare yakni flavanoid tanin saponin dan alkaloid
merupakan zat yang larut pada larutan
polar, maka dari itu pada penelitian
kali ini menggunakan methanol dan air sebagai pelarut, karena ke duanya
merupakan larutan yang bersifat polar. Ekstrak buah pare di diamkan dengan air
maunpun dengan methanol selama 1 hari, hal ini dilakukan karena pelarut
memerlukan waktu untuk mengikat zat zat yang terdapat pada pare tersebut
Konsentrasi pada penelitian kali ini ditetapkan yakni
10%, 30%, dan 50%,, dengan selisih masing masing konsentrasi 20. Hal ini
dilakukan agar data yang didapat valid karena memiliki jangkauan yang sama.
Penelitian kali ini tidak menggunaka konsentrasi tinggi karena beberapa factor
yakni buah pare dengan konsentrasi tinggi akan mudah terserang jamur, boros dan
tidak efisien.
Pada konsentrasi 10% dengan pelarut air didapat zona
bening disekeliling kerta saring, zona bening terlihat sangat jelas
dibandingkan dengan konsentrasi lainnya, banyak factor dari luar yang dapat
mempengaruhi hal ini salah satunya adalah tidak akurat nya jumlah bakteri yang
diinokulasikan pada media agar sehingga semakin banyak bakteri yang dihambat
maka zona bening yang terlihat akan semakin jelas.
Pada
konsentrasi 30% zona bening yang didapat juga terjadi peningkatan zona bening
pada media agar walaupun tidak ada hasil yang signifikan. Dan dapat disimpulkan
konsentrasi 30% lebih efektif dibandingkan konsentrasi 10 % dalam menghambat
pertumbuhan bakteri. Ini dikarenakan jumlah senyawa aktif antibakteri pada
konsentrasi ini lebih banyak.
pada
konsentrasi terakhir yakni 50% dengan menggunakan pelarut air terbukti
menghasilkan zona bening paling panjang, hal ini membuktikan bahwa dari ketiga
konsentrasi yang telah ditetapkan konsentrasi 50% yang paling efekif untuk menghambat
pertumbuhan bakteri. Baik cawan petri E dan F keduanya memiliki zona bening
yang paling panjang dibandingkan dengan kedua konsentrasi lainnya. karena
kandungan zat anti bakteri pada konsentrasi ini yang paling banyak dibandingkan
ke dua konsentrasi sebelumnya
Namun
dari ketiga percobaan dengan menggunakan pelarut methanol tidak terlihat zona
bening pada cawan petri. Salah satu faktornya karena methanol kurang optimal
dalam melarutkan zat - zat aktif anti bakteri yang terdapat pada buah pare.
Tanaman pare (Momordica charantia
L) merupakan salah satu tanaman yang senyawa-senyawa seperti
tannin, flavanoid, alkaloid dan saponin
yang cukup banyak pada buahnya. Berdasarkan hal tersebut maka buah pare
memiliki
potensi yang cukup besar untuk digunakan sebagai
antibakteri. Zat
anti bakteri yang terdapat dalam buah pare bersifat bakteriostatik dan dapat
berubah menjadi bakterisidal dalam konsentrasi yang tinggi. Zat anti bakteri
mengganggu fungsi membran sitoplasma sehingga bakteri akan rusak dan mati. Pada
konsentrasi rendah dapat merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya
metabolit penting yang menginaktifkan sistem enzim bakteri, sedangkan pada
konsentrasi tinggi mampu merusak membran sitoplasma dan mengendapkan protein
sel.
Dengan
adanya zat anti bakteri berbahan dasar alami yang ada pada ekstrak buah pare,
dapat meminimalisir angka pertumbuhan bakteri. dan kemungkinan terserang
penyakit karena bakteri dapat di cegah dengan mudah. Dengan adanya zat anti
bakteri menguntungkan manusia, sehingga
manusia dapat beraktivitas tanpa takut terserang bakteri.
4.
Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diambil
dari penelitian ini adalah ekstrak buah pare efektif sebagai zat anti bakteri,
setelah berbagai larutan seperti air dan methanol dicoba ternyata air lebih
efektif untuk melarutkan zat aktif pada pare. Ini terlihat dari zona bening
yang dihasilkan dengan pelarut air lebih terlihat jelas dari pada menggunakan
methanol. Sedangkan untuk konsentrasi pada pare yang paling efektif untuk
menghambat serta membunuh bakteri ada pada konsentrasi 50% karena memamang
semakin banyak konsentrasi pare semakin banyak pula zat aktif yang dapat
menjadi anti bakteri
5.
Dafar pustaka
Rukmana dalam Sastrapradja,
Efektivitas ekstrak etanol buah pare (Momordica Charantia L)
sebagai anti bakteri strepotococcus mutans penyebab Karies gigi, 1997.
Tim Ganesha Operation. Instan
Biologi SMA. Erlangga: Jakarta. 2005
Priadi, Arif. 2009. Biology 1 for senior high
school year x. yudhistira: Jakarta
(http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-medicine/2219123-pare-si-pahit-yang-berkhasiat/#ixzz26XhW4OxG)
Diakses pada 28 oktober 2012 16.00
(http://adigunawan2009.wordpress.com/2009/05/26/potensi-buah-pare-momordica-charantia-l-sebagai-antibakteri-salmonella-typhimurium/ ) Diakses pada 2 november
2012 17.45
(http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/17/bakteri-ciri-ciri-
struktur-perkembangbiakan-bentuk-dan-manfaatnya/) Diakses pada 5 november 2012 18.45
(http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/11/pertumbuhan-bakteri/) Diakses pada 7 november
2012 19.45
(http://health.kompas.com/read/2012/09/17/17325147./7.Bakteri.dalam.Makanan.Penyebab.Sakit)
Diakses pada 8 november 2012 15.30
No comments:
Post a Comment