Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menciptakan alarm kebakaran dengan konsep kerja dan cara diaplikasikan dalam kondisi kebakaran demi
menyelamatkan nyawa dan material manusia.
Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan cara merangkai alarm kebakaran sederhana dari komponen-komponen penyusunnya sehingga menghasilkan
sebuah alat yang memang terbukti bekerja sesuai konsep yang telah dirancang
serta menugukur suhu dimana bimetal bereaksi ketika terkena panas yang
dihasilkan oleh api pada suhu tertentu sehingga dapat menyambungkan arus
listrik atau bekerja sebagai saklar otomatis.Segi eksperimen yang diutamakan
adalah sisi kualitatifnya karena yang diutamakan adalah alarm kebakaran
sederhana dengan sensor panas bimetal dapat berfungsi sesuai konsep secara
menyeluruh atau dalam artian bisa bekerja dan diaplikasikan. Hasil penelitian ini adalah dihasilkannya rangkaian alarm
kebakaran sederhana dengan sensor panas bimetal sesuai konsep yang telah dibuat
dan juga hasil dari uji reaksi panas bimetal sebagai sensornya dimana bimetal
bereaksi pada suhu 50 derajat celcius sehingga menyambungkan arus listrik dan
dapat menjalankan seluruh komponen alarm atau bekerja sebagai saklar otomatis.
Kata Kunci: Kebakaran,Alarm kebakaran, Bimetal
1.
Latar
belakang
Kebakaran sering terjadi di
berbagai tempat.Penyebabnya tidak hanya karena kelalaian manusia, korsleting
listrik juga menjadi faktor utama yang menyebabkan kebakaran.Diperkotaan besar
seperti Jakarta, kebakaran menjadi salah satu musibah besar yang
merugikan.Kerugian yang didapat tidak hanya kerugian material tetapi juga
mengancam nyawa masyarakat baik luka atau sampai merenggut nyawa.
Menurut
berita yang dikutip dari Tempo.co, kasus kebakaran di tahun 2011 menunjukan
jumlah kasus yang sangat banyak.Jakarta mengalami setidaknya 890 kasus.Jumlah
kasus kebakaran di Jakarta adalah jumlah yang terbanyak juga di tahun itu
dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. Di Medan kebakaran terjadi sebanyak
163 kali, Surabaya 187 kejadian, Bandung 163 kali, Bekasi 127 kali, Depok 124
kali dan Kota Tangerang 167 kali. Data tersebut hanya sebagian dari total
16.500 kasus kebakaran yang terjadi di 498 kota dan kabupaten. Kepala Dinas
Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, Paiman Napitupulu, mengatakan penyebab kebakaran
60 persen karena hubungan arus pendek listrik. Padatnya permukiman penduduk
yang berhimpitan ikut mempersulit upaya pemadaman api. Selain itu, bahan
bangunan yang digunakan penduduk Jakarta banyak yang menggunakan material yang
mudah terbakar. Kerugian materi akibat kabakaran selama 2011 mencapai Rp180
miliar, dengan korban tewas sebanyak 13 orang, dan luka-luka 67 orang. Luas
areal yang terbakar seluas 689 meter persegi. Akibat kebakaran itu, sebanyak
3.829 kepala keluarga atau 13.226 jiwa kehilangan tempat tinggal.
Pencegahan
kebakaran yang utama “dipegang erat atau dikembalikan lagi” kepada masyarakat
itu sendiri. Mulai dari hal kecil seperti memberi pengertian kepada anak-anak
di lingkungan sekitar agar tidak menggunakan bahan-bahan permainan yang
berbahaya seperti petasan atau kembang api, Waspada terhadap
penerangan yang menggunakan api seperti lilin dan juga
tidak segan-segan untuk mengeluarkan beberapa rupiah saja untuk membuat
instalasi listrik yang benar dan aman akan lebih baik dari pada harus
kehilangan aset yang nilainya jauh lebih besar karena kebakaran. Selain itu
juga membiasakan diri untuk tidak menumpuk-numpuk sambungan yang dapat
mengakibatkan terjadinya beban berlebih kepada kabel sehingga kabel akan mudah
panas dan terbakar. Cara yang lain jika sudah terjadi kebakaran adalah dengan
memasang alarm kebakaran agar semua orang tahu akan keadaan yang sedang darurat
sehingga bisa menyelamatkan nyawa masyarakat dan juga menyelamatkan dari
kerugian material karena dengan itu masyarakat bisa cepat melaporkan kejadian
itu kepada pihak berwajib untuk memadamkan api. Tentunya hal tersebut juga
perlu pelatihan rutin masyarakat dalam menghadapi kondisi darurat kebakaran.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan cara merangkai alarm kebakaran sederhana dari
komponen-komponen penyusunnya sehingga menghasilkan
sebuah alat yang memang benar terbukti bekerja dengan baik seusai konsep yang
telah dirancang dan suhu diukur dimana bimetal bereaksi ketika terkena atau
terhantarkan panas sehingga dapat menyambungkan arus listrik.Segi eksperimen
yang diutamakan adalah sisi kualitatifnya karena diutamakan alarm kebakaran
sederhana dengan sensor panas bimetal berfungsi sesuai konsep secara menyeluruh
atau dalam artian bisa bekerja dengan baik.Instrumen/alat yang dibutuhkan untuk
perakitan “Alarm Kebakaran Sederhana Dengan Sensor Panas Bimetal” ini adalah :
1. Papan perakitan yang terbuat dari kayu
(berbentuk persegi panjang 10x20cm)
2. Alarm listrik
3. Lampu blitz
4. Saklar manual
5. Strecker
6. Terminal
7. Kabel
8. Saklar bimetal
Teknik
pengumpulan datanya adalah dengan cara mengukur disuhu berapa alarm kebakaran
akan berbunyi dengan termometer ketika saklar bimetal/sensor panas bimetal
terhantarkan oleh panas. Suhu kebakaran normal saat api membakar benda-benda
yang ada disekitar rumah atau tempat lainnya seperti kayu, kertas, plastik dan
lainnya berkisaran sekitar 100 derajat celcius atau lebih. Alarm ini bekerja
ketika saklar/sensor panas bimetal terhantarkan panas dari suhu tertentu
berdasarkan percobaan yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel.Tabel 1. Contoh
uji penghantaran panas bimetal terhadap reaksi alarm
SUHU PENGHANTARAN PANAS
|
REAKSI ALARM
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
-Prosedur
Penelitian:
Sebelum “Alarm
Kebakaran Sederhana Dengan Sensor Panas Bimetal” ini diuji kualitasnya maka
instrument/alat yang dibutuhkan harus dirakit terlebih dahulu sesuai langkah
dan skema berikut :
1. Alarm listrik dipasang ke papan
perakitan.
2. Lampu blitz dipasang ke papan perakitan
3. Alarm listrik dan lampu blitz
masing-masing mempunyai dua kabel,masing-masing kabel dipararelkan sehingga
dihasilkan dua pasang kabel.
4. Salah satu pasangan kabel yang
dipararelkan disambungkan secara langsung ke salah satu kabel stecker.
5. Pasangan kabel pararel yang lainnya
disambungkan ke salah satu kabel saklar manual dan saklar bimetal.
6. Kabel stecker yang belum terhubung
dihubungkan dengan masing-masing kabel saklar manual dan saklar bimetal yang
belum terhubung juga dengan kabel lainnya.
1.
Sangrailah
sisa limbah kulit telur hingga berwarna kehitam-hitaman
2.
Setelah
itu, tumbuk hasil rangrai hingga halus
3.
Terakhir
taburkan 83 gr pupuk organik yang terbuat dari limbah kulit tersebut pada
sekitar tanaman cabai
3. Hasil
penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan
teknik pengumpulan data uji kualitatif
“Alarm kebakaran sederhana dengan sensor panas bimetal”, telah diteliti
semua komponen yang harus diteliti yaitu disuhu berapakah bimetal bereaksi saat
terhantarkan panas sehingga menyambungkan arus listrik yang menyebabkan alarm
bereaksi. Disini bimetal diuji dengan cara menyalakan korek gas yang biasa
digunakan untuk rokok dan semacamnya dengan cara api tidak sampai mengenai
bimetal melainkan hanya sekedar dinyalakan disekitar bimetalnya saja karena bimetal hanya butuh panas/hantaran
panas. Data disajikan dalam bentuk tabel yang berikut:Tabel 2.
Hasil Uji reaksi bimetal terhadap reaksi
alarm
SUHU PENGHANTARAN PANAS
|
REAKSI ALARM
|
30°C
|
Tidak Bereaksi
|
35°C
|
Tidak Bereaksi
|
40°C
|
Tidak Bereaksi
|
45°C
|
Tidak Bereaksi
|
50°C
|
Bereaksi
|
Berdasarkan data pengamatan Tabel 2.
di hasil penelitian, bimetal saat terkena suhu sebesar 50°C, bimetal tersebut
menyambungkan arus listrik sehingga semua komponen yang ada di rangkaian alarm
kebakaran sederhana dengan sensor panas bimetal semuanya bekerja akibat arus
listrik yang telah tersambung sama
dengan halnya ketika mengaktifkan saklar manual.Semua itu karena
sifat-sifat atau sistem utama bimetal dalam ilmu fisika, menurut buku Fisika
untuk kelas VII oleh Kanginan Marthen dan tim abdi guru”, bimetal adalah dua
logam yang telah dikeling menjadi satu dan masing-masing logam tersebut
mempunyai koefisien muai yang berbeda. Sifat bimetal jika dipanaskan adalah
akan memuai karena jika terkena panas partikel yang ada di masing-masing logam
akan merenggang. Dua logam yang sudah dikeling tersebut akan memuai dan logam
yang mempunyai koefisien muai yang lebih besar akan melengkung ke logam yang
koefisien muainya lebih kecil. Bisa dilihat bahwa bimetal bekerja sebagai
saklar yang otomatis karena tidak perlu disentuh manusia untuk membuat alarm
bereaksi.Yang diperlukan bimetal hanyalah suhu panasnya untuk membuat bimetal
bekerja sebagai saklar otomatis. Keadaan ini tentu merupakan suatu keunggulan
yang besar dari pembuatan alarm kebakaran sederhana dengan sensor panas bimetal
karena jika terjadi kebakaran api tidak perlu menyentuh bimetal untuk membuat
bimetal bereaksi tetapi hanya cukup hantaran panas dari api yang muncul
sehingga bimetal memang bekerja sebagai saklar yang otomatis. Bimetal yang
dipakai dalam penelitian ini adalah gabungan dari besi dan tembaga, dimana
koefisien muai besi lebih besar dibandingkantembaga.
4.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini
adalah Alarm kebakaran sederhana dengan sensor panas bimetal terbukti bekerja
dengan sangat baik dilihat melalui tolak ukur cara kerja berdasarkan konsep
fisika juga peneliti. Alarm kebakaran dengan sensor panas bimetal ini sudah
layak untuk diaplikasikan di tempat-tempat yang memang rawan terjadi kebakaran
sehingga alat ini tidak hanya menyelamatkan nyawa tetapi juga material dari
keadaan kebakaran.
5.
Saran
Di waktu yang akan datang peneliti
mengharapkan adanya kontribusi peneliti lain di penelitian selanjutnya terutama
di sisi desain alarm kebakaran ini. Alarm dibentuk sedemikian rupa agar
bentuknya menarik perhatian masyarakat sehingga lebih diperdulikan untuk
diaplikasikan nantinya. Peneliti juga mengharapkan ada kontribusi peneliti
selanjutnya di sisi penambahan kualitas alarm kebakaran ini dengan konsep yang
berbeda dan lebih sederhana juga dengan konsep pemasangan yang tidakmelibatkan
listrik utama untuk mengaplikasikannya.
6.
Daftar Pustaka
-Kanginan, Marthen.2002. IPA Fisika untukSMP kelas VII.Ciracas,Jakarta.Erlangga
-Perda DKI 1992
-Budiono, 2002 ,Kamus Lengkap BahasaIndonesia, Jakarta, Bintang Indonesia
-SNI 03-3985-2000 Tentang tata cara
perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
- Tim,Abdi Guru.2007.IPA
Fisika untuk SMP kelas VII,.Jakarta.Erlangga
- http://www.caraikutsukses.blogspot.com
- http://www.rangkaianelektronika.net
.
No comments:
Post a Comment