Friday, 16 May 2014

PEMBUATAN ALARM KEBAKARAN SEDERHANA DENGAN SENSOR PANAS BIMETAL

Abstrak 
Tujuan penelitian ini adalah untuk menciptakan alarm kebakaran dengan konsep kerja dan cara    diaplikasikan dalam kondisi kebakaran demi menyelamatkan nyawa dan material manusia.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan cara merangkai alarm kebakaran sederhana dari  komponen-komponen penyusunnya sehingga menghasilkan sebuah alat yang memang terbukti bekerja sesuai konsep yang telah dirancang serta menugukur suhu dimana bimetal bereaksi ketika terkena panas yang dihasilkan oleh api pada suhu tertentu sehingga dapat menyambungkan arus listrik atau bekerja sebagai saklar otomatis.Segi eksperimen yang diutamakan adalah sisi kualitatifnya karena yang diutamakan adalah alarm kebakaran sederhana dengan sensor panas bimetal dapat berfungsi sesuai konsep secara menyeluruh atau dalam artian bisa bekerja dan diaplikasikan. Hasil penelitian ini adalah dihasilkannya rangkaian alarm kebakaran sederhana dengan sensor panas bimetal sesuai konsep yang telah dibuat dan juga hasil dari uji reaksi panas bimetal sebagai sensornya dimana bimetal bereaksi pada suhu 50 derajat celcius sehingga menyambungkan arus listrik dan dapat menjalankan seluruh komponen alarm atau bekerja sebagai saklar otomatis.
Kata Kunci: Kebakaran,Alarm kebakaran, Bimetal                                                                             
1.      Latar belakang




Kebakaran sering terjadi di berbagai tempat.Penyebabnya tidak hanya karena kelalaian manusia, korsleting listrik juga menjadi faktor utama yang menyebabkan kebakaran.Diperkotaan besar seperti Jakarta, kebakaran menjadi salah satu musibah besar yang merugikan.Kerugian yang didapat tidak hanya kerugian material tetapi juga mengancam nyawa masyarakat baik luka atau sampai merenggut nyawa.
            Menurut berita yang dikutip dari Tempo.co, kasus kebakaran di tahun 2011 menunjukan jumlah kasus yang sangat banyak.Jakarta mengalami setidaknya 890 kasus.Jumlah kasus kebakaran di Jakarta adalah jumlah yang terbanyak juga di tahun itu dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. Di Medan kebakaran terjadi sebanyak 163 kali, Surabaya 187 kejadian, Bandung 163 kali, Bekasi 127 kali, Depok 124 kali dan Kota Tangerang 167 kali. Data tersebut hanya sebagian dari total 16.500 kasus kebakaran yang terjadi di 498 kota dan kabupaten. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, Paiman Napitupulu, mengatakan penyebab kebakaran 60 persen karena hubungan arus pendek listrik. Padatnya permukiman penduduk yang berhimpitan ikut mempersulit upaya pemadaman api. Selain itu, bahan bangunan yang digunakan penduduk Jakarta banyak yang menggunakan material yang mudah terbakar. Kerugian materi akibat kabakaran selama 2011 mencapai Rp180 miliar, dengan korban tewas sebanyak 13 orang, dan luka-luka 67 orang. Luas areal yang terbakar seluas 689 meter persegi. Akibat kebakaran itu, sebanyak 3.829 kepala keluarga atau 13.226 jiwa kehilangan tempat tinggal.
            Pencegahan kebakaran yang utama “dipegang erat atau dikembalikan lagi” kepada masyarakat itu sendiri. Mulai dari hal kecil seperti memberi pengertian kepada anak-anak di lingkungan sekitar agar tidak menggunakan bahan-bahan permainan yang berbahaya seperti petasan atau kembang api, Waspada terhadap
penerangan yang menggunakan api seperti lilin dan juga tidak segan-segan untuk mengeluarkan beberapa rupiah saja untuk membuat instalasi listrik yang benar dan aman akan lebih baik dari pada harus kehilangan aset yang nilainya jauh lebih besar karena kebakaran. Selain itu juga membiasakan diri untuk tidak menumpuk-numpuk sambungan yang dapat mengakibatkan terjadinya beban berlebih kepada kabel sehingga kabel akan mudah panas dan terbakar. Cara yang lain jika sudah terjadi kebakaran adalah dengan memasang alarm kebakaran agar semua orang tahu akan keadaan yang sedang darurat sehingga bisa menyelamatkan nyawa masyarakat dan juga menyelamatkan dari kerugian material karena dengan itu masyarakat bisa cepat melaporkan kejadian itu kepada pihak berwajib untuk memadamkan api. Tentunya hal tersebut juga perlu pelatihan rutin masyarakat dalam menghadapi kondisi darurat kebakaran.           
           

2.      Metode Penelitian
            Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan cara merangkai alarm kebakaran sederhana dari komponen-komponen penyusunnya  sehingga menghasilkan sebuah alat yang memang benar terbukti bekerja dengan baik seusai konsep yang telah dirancang dan suhu diukur dimana bimetal bereaksi ketika terkena atau terhantarkan panas sehingga dapat menyambungkan arus listrik.Segi eksperimen yang diutamakan adalah sisi kualitatifnya karena diutamakan alarm kebakaran sederhana dengan sensor panas bimetal berfungsi sesuai konsep secara menyeluruh atau dalam artian bisa bekerja dengan baik.Instrumen/alat yang dibutuhkan untuk perakitan “Alarm Kebakaran Sederhana Dengan Sensor Panas Bimetal”  ini adalah :
1.         Papan perakitan yang terbuat dari kayu (berbentuk persegi panjang 10x20cm)
2.         Alarm listrik
3.         Lampu blitz
4.         Saklar manual
5.         Strecker
6.         Terminal
7.         Kabel
8.         Saklar bimetal
Teknik pengumpulan datanya adalah dengan cara mengukur disuhu berapa alarm kebakaran akan berbunyi dengan termometer ketika saklar bimetal/sensor panas bimetal terhantarkan oleh panas. Suhu kebakaran normal saat api membakar benda-benda yang ada disekitar rumah atau tempat lainnya seperti kayu, kertas, plastik dan lainnya berkisaran sekitar 100 derajat celcius atau lebih. Alarm ini bekerja ketika saklar/sensor panas bimetal terhantarkan panas dari suhu tertentu berdasarkan percobaan yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel.Tabel 1. Contoh uji penghantaran panas bimetal terhadap reaksi alarm
SUHU PENGHANTARAN PANAS
REAKSI ALARM












-Prosedur Penelitian:
Sebelum “Alarm Kebakaran Sederhana Dengan Sensor Panas Bimetal” ini diuji kualitasnya maka instrument/alat yang dibutuhkan harus dirakit terlebih dahulu sesuai langkah dan skema berikut :
1.         Alarm listrik dipasang ke papan perakitan.
2.         Lampu blitz dipasang ke papan perakitan
3.         Alarm listrik dan lampu blitz masing-masing mempunyai dua kabel,masing-masing kabel dipararelkan sehingga dihasilkan dua pasang kabel.
4.         Salah satu pasangan kabel yang dipararelkan disambungkan secara langsung ke salah satu kabel stecker.
5.         Pasangan kabel pararel yang lainnya disambungkan ke salah satu kabel saklar manual dan saklar bimetal.
6.         Kabel stecker yang belum terhubung dihubungkan dengan masing-masing kabel saklar manual dan saklar bimetal yang belum terhubung juga dengan kabel lainnya.  
1.      Sangrailah sisa limbah kulit telur hingga berwarna kehitam-hitaman
2.      Setelah itu, tumbuk hasil rangrai hingga halus
3.      Terakhir taburkan 83 gr pupuk organik yang terbuat dari limbah kulit tersebut pada sekitar tanaman cabai
3.  Hasil penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan teknik pengumpulan data uji kualitatif  “Alarm kebakaran sederhana dengan sensor panas bimetal”, telah diteliti semua komponen yang harus diteliti yaitu disuhu berapakah bimetal bereaksi saat terhantarkan panas sehingga menyambungkan arus listrik yang menyebabkan alarm bereaksi. Disini bimetal diuji dengan cara menyalakan korek gas yang biasa digunakan untuk rokok dan semacamnya dengan cara api tidak sampai mengenai bimetal melainkan hanya sekedar dinyalakan disekitar bimetalnya saja  karena bimetal hanya butuh panas/hantaran panas. Data disajikan dalam bentuk tabel yang berikut:Tabel 2. Hasil Uji  reaksi bimetal terhadap reaksi alarm
SUHU PENGHANTARAN PANAS
REAKSI ALARM
30°C
Tidak Bereaksi
35°C
Tidak Bereaksi
40°C
Tidak Bereaksi
45°C
Tidak Bereaksi
50°C
Bereaksi

Berdasarkan data pengamatan Tabel 2. di hasil penelitian, bimetal saat terkena suhu sebesar 50°C, bimetal tersebut menyambungkan arus listrik sehingga semua komponen yang ada di rangkaian alarm kebakaran sederhana dengan sensor panas bimetal semuanya bekerja akibat arus listrik yang telah tersambung sama  dengan halnya ketika mengaktifkan saklar manual.Semua itu karena sifat-sifat atau sistem utama bimetal dalam ilmu fisika, menurut buku Fisika untuk kelas VII oleh Kanginan Marthen dan tim abdi guru”, bimetal adalah dua logam yang telah dikeling menjadi satu dan masing-masing logam tersebut mempunyai koefisien muai yang berbeda. Sifat bimetal jika dipanaskan adalah akan memuai karena jika terkena panas partikel yang ada di masing-masing logam akan merenggang. Dua logam yang sudah dikeling tersebut akan memuai dan logam yang mempunyai koefisien muai yang lebih besar akan melengkung ke logam yang koefisien muainya lebih kecil. Bisa dilihat bahwa bimetal bekerja sebagai saklar yang otomatis karena tidak perlu disentuh manusia untuk membuat alarm bereaksi.Yang diperlukan bimetal hanyalah suhu panasnya untuk membuat bimetal bekerja sebagai saklar otomatis. Keadaan ini tentu merupakan suatu keunggulan yang besar dari pembuatan alarm kebakaran sederhana dengan sensor panas bimetal karena jika terjadi kebakaran api tidak perlu menyentuh bimetal untuk membuat bimetal bereaksi tetapi hanya cukup hantaran panas dari api yang muncul sehingga bimetal memang bekerja sebagai saklar yang otomatis. Bimetal yang dipakai dalam penelitian ini adalah gabungan dari besi dan tembaga, dimana koefisien muai besi lebih besar dibandingkantembaga.
4.      Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Alarm kebakaran sederhana dengan sensor panas bimetal terbukti bekerja dengan sangat baik dilihat melalui tolak ukur cara kerja berdasarkan konsep fisika juga peneliti. Alarm kebakaran dengan sensor panas bimetal ini sudah layak untuk diaplikasikan di tempat-tempat yang memang rawan terjadi kebakaran sehingga alat ini tidak hanya menyelamatkan nyawa tetapi juga material dari keadaan kebakaran.

5.      Saran
Di waktu yang akan datang peneliti mengharapkan adanya kontribusi peneliti lain di penelitian selanjutnya terutama di sisi desain alarm kebakaran ini. Alarm dibentuk sedemikian rupa agar bentuknya menarik perhatian masyarakat sehingga lebih diperdulikan untuk diaplikasikan nantinya. Peneliti juga mengharapkan ada kontribusi peneliti selanjutnya di sisi penambahan kualitas alarm kebakaran ini dengan konsep yang berbeda dan lebih sederhana juga dengan konsep pemasangan yang tidakmelibatkan listrik utama untuk mengaplikasikannya.



6.      Daftar Pustaka

-Kanginan, Marthen.2002. IPA Fisika untukSMP kelas VII.Ciracas,Jakarta.Erlangga
-Perda DKI 1992
-Budiono, 2002 ,Kamus Lengkap BahasaIndonesia, Jakarta, Bintang Indonesia
-SNI 03-3985-2000 Tentang tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
- Tim,Abdi Guru.2007.IPA Fisika untuk SMP kelas VII,.Jakarta.Erlangga
- http://www.caraikutsukses.blogspot.com
- http://www.rangkaianelektronika.net

















.













No comments:

Post a Comment