Monday, 19 May 2014

KITOSAN SEBAGAI SENYAWA BIOPOLIMER PENURUN KADAR KOLESTEROL PADA LEMAK SAPI

Abstrak
Karya ilmiah ini bertujuan untuk  mengetahui apakah kitosan dapat digunakan sebagai biopolimer yang dapat menurunkan kadar kolesterol pada lemak sapi. Selain itu penelitian ini juga untuk mengetahui perbandingan antara lemak dari kitosan yang dapat menurunkan kadar kolesterol paling baik.
            Penelitian ini didesain secara real eksperimental, dengan variabel bebas berupa massa kitosan terhadap lemak sapi dan variabel terikat berupa kadar kolesterol lemak sapi yang dilakukan treatment. Dalam penelitian ini juga digunakan variabel kontrol berupa lemak sapi tanpa penambahan kitosan sebagai blankonya dan adsorbsi selama 30 menit sebagai variabel tetapnya.
            Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kitosan dapat digunakan sebagai biopolimer penurun kadar kolesterol pada lemak sapi sehingga dapat diaplikasikan untuk pembuatan suplemen makanan penurun kadar kolesterol. Selain itu dapat disimpulkan bahwa semakin besar massa kitosan yang dicampurkan bersama lemak minyak sapi, semakin besar pula penurunan kadar kolesterol pada lemak tersebut.
Kata Kunci : Kitosan, Kolesterol, Lemak Sapi



1. PENDAHULUAN
Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia. Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, dr. Dewi Endang  mengatakan bahwa kasus penyakit jantung di Indonesia mencapai 26,8%. Pada tahun 2005, penyakit jantung mencapai 29% atau sebanyak 17,1 juta pasien meninggal setiap tahunnya di seluruh dunia.
 Hal ini dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat. Banyak sekali anak-anak yang tidak mengontrol apa yang dimakannya. Selain makanan yang dikonsumsi tidak sehat, anak-anak di usia muda pun banyak yang malas untuk melakukan kegiatan olahraga.
Terkadang makanan yang enak bukanlah makanan yang sehat. Makanan yang enak (gurih) disebabkan oleh lemak yang biasanya berasal dari daging kambing, sapi, ayam, dan lain-lain. Mengkonsumsi lewak hewani maupun lemak nabati dapat menimbulkan penyakit seperti obesitas, penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain. Makanan yang sering dikonsumsi anak muda zaman sekarang biasanya adalah makanan yang berasal dari daging, ayam, sapi, dan lain-lain, yang mengandung kolesterol tinggi.(Abdullah dan Indro dalam Winarno 2008)
Kolesterol merupakan zat yang cukup berbahaya bagi tubuh manusia. Kolesterol banyak terkandung dalam lemak hewani. Lemak hewani banyak terkandung pada hewan ternak seperti kambing dan sapi. Mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak hewani secara berlebihan sangat tidak baik karena akan menimbulkan berbagai macam penyakit. (Helmi dan Abdullah 2012)
 Kolesterol mengendap dan membuat pembuluh darah tersebut menyempit. Jika pembuluh darah menuju otak menyempit, dapat menyebabkan kurangnya suplai oksigen dan sari makanan ke otak. Hal ini menyebabkan stroke dan penyakit jantung. Sehingga perlu ada pencegahan dalam hal ini.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam lemak adalah dengan menggunakan kitosan. Senyawa ini akan membawa muatan listrik positif, yang dapat menyatu dengan zat asam empedu yang bermuatan negatif sehingga menghambat penyerapan kolesterol, karena zat lemak yang masuk bersama makanan harus dicerna dan diserap dengan zat asam empedu yang disekresi liver. (Helmi dan Abdullah 2012)
2. METODOLOGI PENELITIAN
A.    Desain Penelitian
Penelitian ini didesain secara real eksperimental, dengan variabel bebas berupa massa kitosan terhadap lemak sapi dan variabel terikat berupa kadar kolesterol lemak sapi yang dilakukan treatment. Dalam penelitian ini juga digunakan variabel kontrol berupa lemak sapi tanpa penambahan kitosan sebagai blankonya dan adsorbsi selama 30 menit sebagai variabel tetapnya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2012 sampai tanggal 3 November 2012 di laboratorium kimia dan biologi SMA Lazuardi GIS.
B.     Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan adalah lemak/gajih sapi yang didapat dari supermarket yang ada di DTC daerah Sawangan Depok, Jawa Barat.
C.     Instrumen Penelitian
Alat :
-          Panci
-          Beaker Glass
-          Magnetic Stirrer
-          Kompor Listrik
-          Erlenmeyer
-          Corong
-          Magnet
-          Kertas saring
-          Neraca Digital
Bahan :
-          Kitosan
-          Lemak/Gajih Sapi
-          Air
-          Aseton
-          Etanol
D.    Prosedur Penelitian
a.       Pembuatan Minyak dan Pencampuran Kitosan
1.      Memotong lemak/gajih menjadi bagian-bagian kecil dan memasukkan ke dalam beaker glass ukuran besar.
2.      Memasukkan beaker glass berisi lemak ke dalam panci yang berisi air.
3.      Memanaskan lemak/gajih sapi menggunakan kompor listrik pada suhu 60oC hingga mencair menjadi minyak.
4.      Mengelompokkan minyak tersebut ke dalam beaker glass, masing-masing berisi 25 ml.
5.      Menimbang kitosan menggunakan neraca digital dan membagi nya menjadi 2x5 gr kitosan dan 2x1 gr kitosan
6.      Beaker glass pertama merupakan kelas kontrol yang tidak diberikan apa-apa dan murni minyak lemak sapi.
7.      Memberikan 1 gr kitosan pada beaker glass kedua dan mengaduk serta  memanaskan pada suhu tetap 60oC dalam waktu 30 menit menggunakan magnetic stirrer dengan kecepatan 400 rpm.
8.      Memberikan 5 gr kitosan pada beaker glass ketiga dan mengaduk serta memanaskan pada suhu tetap 60oC dalam waktu 30 menit menggunakan magnetic stirrer dengan kecepatan 400 rpm.
9.      Menyaring masing-masing larutan minyak dan kitosan menggunakan corong dan kertas saring serta memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
b.      Ekstraksi dan Pemisahan Kolesterol
1.      Menambahkan masing-masing 100 ml aseton pada 25 ml minyak gajih sapi yang menjadi kelas kontrol dan hasil saring minyak gajih sapi yang telah bercampur kitosan dengan perlakuan berbeda.
2.      Mengaduk minyak yang telah bercampur aseton tersebut dan mendiamkannya selama 5 menit.
3.      Menyaring minyak yang telah bercampur menggunakan kertas saring.
4.      Mendestilasi hasil saringan di atas penangas air atau evaporator berputar untuk menghilangkan asetonnya.
5.      Mendinginkan larutan sisa (residu) dengan air ledeng.
6.      Menimbang larutan tersebut yang sudah menjadi kristal menggunakan neraca digital dan dapat mengetahui kadar kolesterol kasarnya
7.      Menambahkan sedikit etanol panas pada larutan sisa tadi.
8.      Menyaring larutan sisa menggunakan kertas saring kedalam erlenmeyer yang ada di penangas air dalam keadaan air mendidih.
9.      Menimbang hasil saringan menggunakan neraca digital dan dapat mengetahui kadar kolesterol murninya.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil penelitian
Setelah dilakukan penelitian pengaruh penambahan kitosan terhadap adsorbsi kolesterol pada lemak sapi selama 30 menit, maka diperoleh data kadar kolesterol murni dari ketiga sampel, sebagai berikut :
Kemampuan kitosan dalam mereduksi kolesterol ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Pengaruh massa kitosan terhadap kadar kolesterol yang tereduksi (volume sampel lemak 25ml)

NO.
Massa Kitosan
Volume (gr)
Massa kolesterol kasar (gr)
Massa kolesterol murni (gr)
Kadar kolesterol murni (%)
1.
-
23,75 gr
18,5 gr
14,4 gr
60,63%
2.
1 gr
23,75 gr
1,6 gr
1,0 gr
     4,21%
3.
5 gr
23,75 gr
1,6 gr
0,6 gr
2,5%

Dari tabel diatas, diperoleh hasil bahwa untuk kelas kontrol tanpa kitosan, setelah dilakukan pemisahan kolesterol, diperoleh kolesterol murni sebesar 14,4 gr. Sedangkan untuk sampel yang diberi kitosan 1 gr dan diaduk selama 30 menit, diperoleh kolesterol murni sebesar 1,0 gr. Dan untuk sampel yang diberi kitosan 5 gr dan diaduk selama 30 menit, diperoleh kolesterol murni sebesar 0,6 gr.
Adapun cara menghitung kadar kolesterol pada lemak sapi tersebut adalah sebagai berikut
1.      Minyak lemak kontrol
2.      Minyak lemak yang diberi kitosan 1 gr 
3.      Minyak lemak yang diberi kitosan 5 gr
Untuk mengetahui kadar kolesterol pada gajih sapi, diawali dengan membuat gajih tersebut menjadi minyak dengan cara memanaskan gajih/lemak sapi tersebut menggunakan kompor listrik pada suhu 60oC hingga menjadi minyak. Tujuannya adalah agar dapat dicampur bersama kitosan untuk mengetahui apakah kitosan tersebut dapat menurunkan kadar kolesterol.
Setelah gajih/sapi itu menjadi minyak kemudian dicampur dengan kitosan masing-masing 1gr dan 5gr pada minyak 25 ml lalu diaduk dalam waktu 30 menit. Minyak tersebut masih belum bisa dihitung kadar kolesterolnya sehingga disaring terlebih dahulu menggunakan kertas saring dan menambahkan 100 ml aseton pada masing-masing filtrat minyak tersebut. Aseton ini berfungsi untuk melarutkan kandungan kolesterol. Aduk larutan tersebut selama 5 menit dan diamkan selama 5 menit sebelum disaring kembali.
Selanjutnya hilangkan aseton dari filtrat tadi dengan cara destilasi di atas penangas air. Tujuannya agar dapat mengukur kadar kolesterol pada minyak tersebut tanpa campuran dari zat-zat lain. Hasil dari destilasi tadi diukur kadar kolesterolnya menggunakan neraca digital dan didapatlah kadar kolesterol kasar pada minyak/gajih tersebut.
Untuk mengetahui kadar kolesterol murni pada minyak/gajih sapi, tambahkan etanol panas pada larutan minyak hasil destilasi , karena minyak dari gajih tersebut akan cepat membeku sehingga etanol panas ini berfungsi agar setelah bereaksi bersama minyak langsung menjadi uap. Larutan minyak yang sudah ditambahkan etanol ini kemudian disaring di atas penangas air dan kadar kolesterol murni dapat diukur.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, minyak gajih sapi yang menjadi kelas kontrol memiliki kadar kolesterol 60,63%. Sedangkan minyak yang diberikan kitosan 1gr dalam pengadukan 30 menit  mengalami penurunan kadar kolesterol menjadi 4,21% dan minyak yang diberikan kitosan 5gr dalam pengadukan 30 menit mengalami penurunan kadar kolesterol menjadi 2,5% dibandingkan tanpa pemberian kitosan.
Penelitian secara invitro menunjukkan bahwa bila kitosan dicampur dengan kolesterol akan terjadi reaksi pengikatan, sehingga kolesterol tidak lagi bebas (Nyoman dalam Hawab 2009).
Kitosan mempunyai kemampuan untuk mengikat lipid dan lemak karena kitosan adalah komponen bermuatan positif, sehingga dapat menyerang dan mengikat asam lemak (yang membawa muatan negatif). Ketika diminum, kitosan melekatkan diri pada saluran usus, dan mengikat lemak yang lewat di dalam usus sebelum diserap oleh darah, karena lemak yang diikat tidak memasuki aliran darah, maka lemak tersebut dianggap "tidak bisa dicerna" oleh tubuh, sehingga lemak tersebut akan dibuang melalui saluran pencernaan. Kitosan menyerap lemak sebanyak 3-6 kali beratnya sendiri sebelum lemak tersebut diserap di dalam tubuh untuk dibuang melalui proses buang air besar. Untuk setiap gram chitosan yang kita konsumsi sebagai suplemen makanan dapat mencegah absorpsi 4-6 gram lemak. (Naturakos 2008)
Kitosan bersifat tidak dapat dicernakan dan tidak diabsorbsi tubuh, sehingga lemak dan kolesterol makanan terikat menjadi bentuk non absorbsi yang tak berkalori. Sifat khas kitosan yang lain adalah kemampuannya untuk menurunkan kandungan LDL kolesterol sekaligus mendorong meningkatkan HDL kolesterol dalam serum darah. Peneliti Jepang menjuluki kitosan sebagai suatu senyawa yang menunjukkan zat hipokolesterolmik yang sangat efektif. Dengan kata lain, kitosan mampu menurunkan tingkat kolesterol dalam serum dengan efektif dan tanpa menimbulkan efek samping (http://winan08.student.ipb.ac.id/)
Semakin tinggi massa kolesterol semakin banyak kolesterol yang diserap, tetapi antara 1gr dan 5gr kitosan hanya selisih sedikit (tidak ada perbedaan yang signifikan). Dengan demikian penyerapan maksimal adalah dengan penambahan kitosan antara 1-5 gr per 25 ml minyak lemak/gajih.
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penurunan kadar kolesterol paling baik diperoleh dengan pemberian 5gr kitosan pada minyak gajih sapi dibanding dengan pemberian 1gr kitosan pada minyak gajih sapi yang sama.
4.      KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kitosan dapat digunakan sebagai biopolimer penurun kadar kolesterol pada lemak sapi sehingga dapat diaplikasikan untuk pembuatan suplemen makanan penurun kadar kolesterol. Selain itu dapat disimpulkan bahwa semakin besar massa kitosan yang dicampurkan bersama lemak minyak sapi, semakin besar pula penurunan kadar kolesterol pada lemak tersebut.
5.      SARAN
Saran untuk peneliti yang akan melanjutkan penelitian karya ilmiah ini adalah:
1.      Menambahkan variasi waktu pada proses pengadukan minyak dengan kitosan
2.      Menambahkan variasi massa kitosan yang berbeda
3.      Penelitian dilakukan menggunakan media lain, bukan hanya lemak sapi
6.      DAFTAR PUSTAKA
http://www.farmasiku.com/index.php?target=categories&category_id=194
http://winan08.student.ipb.ac.id/
Abdullah & Indro. 2008. “Pembuatan Kitosan dari Limbah Cangkang Udang Serta Aplikasinya dalam Mereduksi Kolesterol Lemak Kambing”. Jurnal Reaktor,12,I. hlm. 53-57.
Helmi & Abdullah. 2012. “Pemanfaatan Kitosan Limbah Cangkang Udang pada Proses Adsorpsi Lemak Sapi”. Jurnal Tugas Akhir.
Muzzamil,Fajr. 2011. “Efektifitas Zat Aktif Dalam Biji Kelor (Moringa Oleifera) Untuk Menurunkan Kolesterol”. Makalah Opsi
Badan POM. 2008. “Chitosan”. Naturakos. hlm. 10-12.
Shabela,Rifdah. 2012. “Pahami Waspadai Cegah & Musnahkan Kolesterol” Klaten: Cable book.
Mahendra,Jarot. 2007. “Pemanfaatan kitosan dan kitosan termodifikasi dari limbah udang sebagai adsorben logam Cu, Cr, dan Zn” Jurnal Tugas Akhir.

No comments:

Post a Comment