Abstrak
Karya
ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui
apakah kitosan dapat digunakan sebagai biopolimer yang dapat menurunkan kadar
kolesterol pada lemak sapi. Selain itu penelitian ini juga untuk mengetahui
perbandingan antara lemak dari kitosan yang dapat menurunkan kadar kolesterol
paling baik.
Penelitian ini didesain secara real
eksperimental, dengan variabel bebas berupa massa kitosan terhadap lemak sapi
dan variabel terikat berupa kadar kolesterol lemak sapi yang dilakukan
treatment. Dalam penelitian ini juga digunakan variabel kontrol berupa lemak
sapi tanpa penambahan kitosan sebagai blankonya dan adsorbsi selama 30 menit
sebagai variabel tetapnya.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa
kitosan dapat digunakan sebagai biopolimer penurun kadar kolesterol pada lemak
sapi sehingga dapat diaplikasikan untuk pembuatan suplemen makanan penurun
kadar kolesterol. Selain itu dapat disimpulkan bahwa semakin besar massa
kitosan yang dicampurkan bersama lemak minyak sapi, semakin besar pula
penurunan kadar kolesterol pada lemak tersebut.
Kata Kunci :
Kitosan, Kolesterol, Lemak Sapi
1. PENDAHULUAN
Penyakit jantung
merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia.
Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, dr. Dewi Endang mengatakan bahwa kasus penyakit jantung di
Indonesia mencapai 26,8%. Pada tahun 2005, penyakit jantung mencapai 29% atau
sebanyak 17,1 juta pasien meninggal setiap tahunnya di seluruh dunia.
Hal ini dikarenakan gaya hidup yang tidak
sehat. Banyak sekali anak-anak yang tidak mengontrol apa yang dimakannya.
Selain makanan yang dikonsumsi tidak sehat, anak-anak di usia muda pun banyak yang
malas untuk melakukan kegiatan olahraga.
Terkadang makanan yang
enak bukanlah makanan yang sehat. Makanan yang enak (gurih) disebabkan oleh
lemak yang biasanya berasal dari daging kambing, sapi, ayam, dan lain-lain.
Mengkonsumsi lewak hewani maupun lemak nabati dapat menimbulkan penyakit
seperti obesitas, penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain. Makanan yang
sering dikonsumsi anak muda zaman sekarang biasanya adalah makanan yang berasal
dari daging, ayam, sapi, dan lain-lain, yang mengandung kolesterol
tinggi.(Abdullah dan Indro dalam
Winarno 2008)
Kolesterol merupakan
zat yang cukup berbahaya bagi tubuh manusia. Kolesterol banyak terkandung dalam
lemak hewani. Lemak hewani banyak terkandung pada hewan ternak seperti kambing
dan sapi. Mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak hewani secara berlebihan
sangat tidak baik karena akan menimbulkan berbagai macam penyakit. (Helmi dan
Abdullah 2012)
Kolesterol mengendap dan membuat pembuluh
darah tersebut menyempit. Jika pembuluh darah menuju otak menyempit, dapat
menyebabkan kurangnya suplai oksigen dan sari makanan ke otak. Hal ini
menyebabkan stroke dan penyakit jantung. Sehingga perlu ada pencegahan dalam
hal ini.
Salah satu upaya yang
dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam lemak adalah dengan
menggunakan kitosan. Senyawa ini akan membawa muatan listrik positif, yang
dapat menyatu dengan zat asam empedu yang bermuatan negatif sehingga menghambat
penyerapan kolesterol, karena zat lemak yang masuk bersama makanan harus
dicerna dan diserap dengan zat asam empedu yang disekresi liver. (Helmi dan
Abdullah 2012)
2.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain
Penelitian
Penelitian ini
didesain secara real eksperimental, dengan variabel bebas berupa massa kitosan
terhadap lemak sapi dan variabel terikat berupa kadar kolesterol lemak sapi
yang dilakukan treatment. Dalam penelitian ini juga digunakan variabel kontrol
berupa lemak sapi tanpa penambahan kitosan sebagai blankonya dan adsorbsi
selama 30 menit sebagai variabel tetapnya. Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 16 Juli 2012 sampai tanggal 3 November 2012 di laboratorium kimia dan
biologi SMA Lazuardi GIS.
B. Populasi,
Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel yang
digunakan adalah lemak/gajih sapi yang didapat dari supermarket yang ada di DTC
daerah Sawangan Depok, Jawa Barat.
C. Instrumen
Penelitian
Alat
:
-
Panci
-
Beaker Glass
-
Magnetic Stirrer
-
Kompor Listrik
-
Erlenmeyer
-
Corong
-
Magnet
-
Kertas saring
-
Neraca Digital
Bahan
:
-
Kitosan
-
Lemak/Gajih Sapi
-
Air
-
Aseton
-
Etanol
D. Prosedur
Penelitian
a. Pembuatan
Minyak dan Pencampuran Kitosan
1. Memotong
lemak/gajih menjadi bagian-bagian kecil dan memasukkan ke dalam beaker glass
ukuran besar.
2. Memasukkan
beaker glass berisi lemak ke dalam panci yang berisi air.
3. Memanaskan
lemak/gajih sapi menggunakan kompor listrik pada suhu 60oC hingga
mencair menjadi minyak.
4. Mengelompokkan
minyak tersebut ke dalam beaker glass, masing-masing berisi 25 ml.
5. Menimbang
kitosan menggunakan neraca digital dan membagi nya menjadi 2x5 gr kitosan dan
2x1 gr kitosan
6. Beaker
glass pertama merupakan kelas kontrol yang tidak diberikan apa-apa dan murni
minyak lemak sapi.
7. Memberikan
1 gr kitosan pada beaker glass kedua dan mengaduk serta memanaskan pada suhu tetap 60oC
dalam waktu 30 menit menggunakan magnetic stirrer dengan kecepatan 400 rpm.
8. Memberikan
5 gr kitosan pada beaker glass ketiga dan mengaduk serta memanaskan pada suhu
tetap 60oC dalam waktu 30 menit menggunakan magnetic stirrer dengan
kecepatan 400 rpm.
9. Menyaring
masing-masing larutan minyak dan kitosan menggunakan corong dan kertas saring
serta memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
b. Ekstraksi
dan Pemisahan Kolesterol
1. Menambahkan
masing-masing 100 ml aseton pada 25 ml minyak gajih sapi yang menjadi kelas
kontrol dan hasil saring minyak gajih sapi yang telah bercampur kitosan dengan
perlakuan berbeda.
2. Mengaduk
minyak yang telah bercampur aseton tersebut dan mendiamkannya selama 5 menit.
3. Menyaring
minyak yang telah bercampur menggunakan kertas saring.
4. Mendestilasi
hasil saringan di atas penangas air atau evaporator berputar untuk
menghilangkan asetonnya.
5. Mendinginkan
larutan sisa (residu) dengan air ledeng.
6. Menimbang
larutan tersebut yang sudah menjadi kristal menggunakan neraca digital dan
dapat mengetahui kadar kolesterol kasarnya
7. Menambahkan
sedikit etanol panas pada larutan sisa tadi.
8. Menyaring
larutan sisa menggunakan kertas saring kedalam erlenmeyer yang ada di penangas air
dalam keadaan air mendidih.
9. Menimbang
hasil saringan menggunakan neraca digital dan dapat mengetahui kadar kolesterol
murninya.
3.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
penelitian
Setelah
dilakukan penelitian pengaruh penambahan kitosan terhadap adsorbsi kolesterol
pada lemak sapi selama 30 menit, maka diperoleh data kadar kolesterol murni
dari ketiga sampel, sebagai berikut :
Kemampuan
kitosan dalam mereduksi kolesterol ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1.
Pengaruh massa kitosan terhadap kadar kolesterol yang tereduksi (volume sampel
lemak 25ml)
NO.
|
Massa
Kitosan
|
Volume
(gr)
|
Massa
kolesterol kasar (gr)
|
Massa
kolesterol murni (gr)
|
Kadar
kolesterol murni (%)
|
1.
|
-
|
23,75 gr
|
18,5 gr
|
14,4 gr
|
60,63%
|
2.
|
1 gr
|
23,75 gr
|
1,6 gr
|
1,0 gr
|
4,21%
|
3.
|
5 gr
|
23,75 gr
|
1,6 gr
|
0,6 gr
|
2,5%
|
Dari tabel
diatas, diperoleh hasil bahwa untuk kelas kontrol tanpa kitosan, setelah
dilakukan pemisahan kolesterol, diperoleh kolesterol murni sebesar 14,4 gr.
Sedangkan untuk sampel yang diberi kitosan 1 gr dan diaduk selama 30 menit, diperoleh
kolesterol murni sebesar 1,0 gr. Dan untuk sampel yang diberi kitosan 5 gr dan
diaduk selama 30 menit, diperoleh kolesterol murni sebesar 0,6 gr.
Adapun cara
menghitung kadar kolesterol pada lemak sapi tersebut adalah sebagai berikut
1. Minyak
lemak kontrol
2. Minyak
lemak yang diberi kitosan 1 gr
3. Minyak
lemak yang diberi kitosan 5 gr
Untuk mengetahui
kadar kolesterol pada gajih sapi, diawali dengan membuat gajih tersebut menjadi
minyak dengan cara memanaskan gajih/lemak sapi tersebut menggunakan kompor
listrik pada suhu 60oC hingga menjadi minyak. Tujuannya adalah agar
dapat dicampur bersama kitosan untuk mengetahui apakah kitosan tersebut dapat
menurunkan kadar kolesterol.
Setelah
gajih/sapi itu menjadi minyak kemudian dicampur dengan kitosan masing-masing
1gr dan 5gr pada minyak 25 ml lalu diaduk dalam waktu 30 menit. Minyak tersebut
masih belum bisa dihitung kadar kolesterolnya sehingga disaring terlebih dahulu
menggunakan kertas saring dan menambahkan 100 ml aseton pada masing-masing
filtrat minyak tersebut. Aseton ini berfungsi untuk melarutkan kandungan
kolesterol. Aduk larutan tersebut selama 5 menit dan diamkan selama 5 menit
sebelum disaring kembali.
Selanjutnya hilangkan
aseton dari filtrat tadi dengan cara destilasi di atas penangas air. Tujuannya
agar dapat mengukur kadar kolesterol pada minyak tersebut tanpa campuran dari
zat-zat lain. Hasil dari destilasi tadi diukur kadar kolesterolnya menggunakan
neraca digital dan didapatlah kadar kolesterol kasar pada minyak/gajih
tersebut.
Untuk mengetahui
kadar kolesterol murni pada minyak/gajih sapi, tambahkan etanol panas pada
larutan minyak hasil destilasi , karena minyak dari gajih tersebut akan cepat
membeku sehingga etanol panas ini berfungsi agar setelah bereaksi bersama
minyak langsung menjadi uap. Larutan minyak yang sudah ditambahkan etanol ini
kemudian disaring di atas penangas air dan kadar kolesterol murni dapat diukur.
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan, minyak gajih sapi yang menjadi kelas kontrol
memiliki kadar kolesterol 60,63%. Sedangkan minyak yang diberikan kitosan 1gr
dalam pengadukan 30 menit mengalami
penurunan kadar kolesterol menjadi 4,21% dan minyak yang diberikan kitosan 5gr
dalam pengadukan 30 menit mengalami penurunan kadar kolesterol menjadi 2,5%
dibandingkan tanpa pemberian kitosan.
Penelitian
secara invitro menunjukkan bahwa bila kitosan dicampur dengan kolesterol akan
terjadi reaksi pengikatan, sehingga kolesterol tidak lagi bebas (Nyoman dalam Hawab 2009).
Kitosan
mempunyai kemampuan untuk mengikat lipid dan lemak karena kitosan adalah
komponen bermuatan positif, sehingga dapat menyerang dan mengikat asam lemak
(yang membawa muatan negatif). Ketika diminum, kitosan melekatkan diri pada saluran
usus, dan mengikat lemak yang lewat di dalam usus sebelum diserap oleh darah,
karena lemak yang diikat tidak memasuki aliran darah, maka lemak tersebut
dianggap "tidak bisa dicerna" oleh tubuh, sehingga lemak tersebut
akan dibuang melalui saluran pencernaan. Kitosan menyerap lemak sebanyak 3-6
kali beratnya sendiri sebelum lemak tersebut diserap di dalam tubuh untuk
dibuang melalui proses buang air besar. Untuk setiap gram chitosan yang kita
konsumsi sebagai suplemen makanan dapat mencegah absorpsi 4-6 gram lemak.
(Naturakos 2008)
Kitosan bersifat
tidak dapat dicernakan dan tidak diabsorbsi tubuh, sehingga lemak dan
kolesterol makanan terikat menjadi bentuk non absorbsi yang tak berkalori.
Sifat khas kitosan yang lain adalah kemampuannya untuk menurunkan kandungan LDL
kolesterol sekaligus mendorong meningkatkan HDL kolesterol dalam serum darah.
Peneliti Jepang menjuluki kitosan sebagai suatu senyawa yang menunjukkan zat
hipokolesterolmik yang sangat efektif. Dengan kata lain, kitosan mampu
menurunkan tingkat kolesterol dalam serum dengan efektif dan tanpa menimbulkan
efek samping (http://winan08.student.ipb.ac.id/)
Semakin tinggi
massa kolesterol semakin banyak kolesterol yang diserap, tetapi antara 1gr dan
5gr kitosan hanya selisih sedikit (tidak ada perbedaan yang signifikan). Dengan
demikian penyerapan maksimal adalah dengan penambahan kitosan antara 1-5 gr per
25 ml minyak lemak/gajih.
Dari penelitian
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penurunan kadar kolesterol paling
baik diperoleh dengan pemberian 5gr kitosan pada minyak gajih sapi dibanding
dengan pemberian 1gr kitosan pada minyak gajih sapi yang sama.
4.
KESIMPULAN
Berdasarkan
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kitosan dapat digunakan sebagai
biopolimer penurun kadar kolesterol pada lemak sapi sehingga dapat
diaplikasikan untuk pembuatan suplemen makanan penurun kadar kolesterol. Selain
itu dapat disimpulkan bahwa semakin besar massa kitosan yang dicampurkan
bersama lemak minyak sapi, semakin besar pula penurunan kadar kolesterol pada
lemak tersebut.
5.
SARAN
Saran untuk
peneliti yang akan melanjutkan penelitian karya ilmiah ini adalah:
1.
Menambahkan variasi
waktu pada proses pengadukan minyak dengan kitosan
2. Menambahkan
variasi massa kitosan yang berbeda
3. Penelitian
dilakukan menggunakan media lain, bukan hanya lemak sapi
6.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.farmasiku.com/index.php?target=categories&category_id=194
http://winan08.student.ipb.ac.id/
Abdullah & Indro. 2008.
“Pembuatan Kitosan dari Limbah Cangkang Udang Serta Aplikasinya dalam Mereduksi
Kolesterol Lemak Kambing”. Jurnal Reaktor,12,I. hlm. 53-57.
Helmi & Abdullah. 2012.
“Pemanfaatan Kitosan Limbah Cangkang Udang pada Proses Adsorpsi Lemak Sapi”.
Jurnal Tugas Akhir.
Muzzamil,Fajr. 2011. “Efektifitas
Zat Aktif Dalam Biji Kelor (Moringa
Oleifera) Untuk Menurunkan Kolesterol”. Makalah Opsi
Badan POM. 2008. “Chitosan”.
Naturakos. hlm. 10-12.
Shabela,Rifdah. 2012. “Pahami
Waspadai Cegah & Musnahkan Kolesterol” Klaten: Cable book.
Mahendra,Jarot. 2007. “Pemanfaatan
kitosan dan kitosan termodifikasi dari limbah udang sebagai adsorben logam Cu,
Cr, dan Zn” Jurnal Tugas Akhir.
No comments:
Post a Comment