Friday, 16 May 2014

PERBANDINGAN KANDUNGAN KAFEIN PADA 3 PRODUK TEH MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI

Abstrak
      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kandungan kafein dari 3 produk teh kemasan.
      Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2012-14 November 2012 dengan menggunakan metode observasi atau pengamatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa produk A dan produk C mengandung kafein yang lebih rendah dari daun teh yang murni atau yang belum diolah menhadi sebuah produk. Sedangkan daun yang digunakan pada produk teh B adalah dain teh yang sudah tua, sehingga kadar kafeinnya lebih tinggi. Dari hasil penelitian ini kandungan kafein lebih tinggi karena daun teh yang digunakan sudah tua dibandingkan dengan daun teh murni yang masih muda.
Kata Kunci: ekstraksi, teh, kafein.
1.      Pendahuluan


Dewasa ini, orang-orang lebih mengenal kopi sebagai minuman berkafein yang dapat berfungsi sebagai pengurang rasa kantuk. Selain kopi, minuman lain yang mengandung kafeina adalah teh. Kafeina atau lebih populer di sebut kafein adalah sebuah senyawa yang berbentuk kristal dan berasa pahit. Kafein ditemukan oleh kimiawan Jerman Friedrich Ferdinand Runge pada tahun 1819, kafein dapat dijumpai secara alami pada biji kopi, daun teh, buah kola guarana dan mate. (id.wikipedia.org/wiki/kafeina)
      Kafein merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia dan dapat mengusir rasa kantuk secara sementara. Minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, dan minuman ringan sangat digemari. Kafein merupakan zat psikioaktif yang paling banyak dikonsumsi di dunia. (id.wikipedia.org/wiki/Kafeina.)
      Kafein biasanya aman dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan. Terlalu banyak kafein dapat menyebabkan intoksidasi kafein (yaitu mabuk akibat kafein). Gejala penyakit diantaranya; keresahan, kerisauan, insomnia, keriangan, muka merah, kerap kencing (diuresis) dan masalah gastrointestial. Intoksidasi kafein juga bisa mengakibatkan kepanikan dan penyakit kerisauan.
      Diasatu sisi, kafein merupakan senyawa yang bermanfaat bagi manusia, yang telah memberikan banyak keuntungan terutama untuk meningkatkan daya konsentrasi dan menambah kenikmatan dalam mengkonsumsi suatu minuman. Tetapi di sisi lain, kafein juga diketahui merupakan senyawa beracun, yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan keturunannya.
2.      Landasan Teoritis Dan Hipotesis Penelitian
A.    Tanaman Teh (Camellia sinensis L)
Pohon kecil, tumbuh di alam bebas, daunnya berbentuk jorong atau bulat telur, pucuknya di layukan dan dikeringkan untuk dibuat minuman. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008)
Daun berbau aromatic dan sedikit pahit. Berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretic), stimulansia (kardiotonik), menstimulir susunan saraf pusat, penyegar badan, berkhasiat sebagai astringen pada saluran cerna.
Daun teh berguna untuk mengatasi sakit kepala, diare, penyubur dan menghitamkan rambut, kolesterol dan trigliserida darah tinggi, kencing manis, mengurangi terbentuknya karang gigi (dental plaque) dan infeksi saluran cerna. (Dalimarta, 2000).
B.     Kafein
Kafein adalah alkaloid yang terdapat di biji kopi dan daun teh dengan rumus C8H10N4O2. Kafein atau trimetilksantin adalah satu dari senyawa kimia yang disebut metilksantin yang terjadi secara alami dalam barisan tanaman asal bahan makanan seperti kopi, teh, coklat dan lain-lain. Meskipun tidak ada batasan dalam peraturan perundang-undangan untuk kafein dalam minuman teh, mengetahui kadarnya adalah untuk tindakan makanan yang aman. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menentukan kadar kafein dan derivate ksantin lainnya dalam kopi, teh, coklat dan minuman ringan, tetapi sejauh ini belum ada hasil dari produk-produk dari teh, kopi dan coklat yang beredar di Indonesia. (Farmakologi UI, 1995).
3.      Metodologi Penelitian
A.    Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode observasi atau pengamatan.
B.     Instrumentasi Penelitian
Alat:
·         Gelas bekker 250ml dan 500ml
·         Gelas arloji
·         Gelas ukur 10ml dan 100ml
·         Kompor pemanas
·         Corong
·         Kertas saring
·         Neraca analitik
·         Separator funnel 1000ml
·         Sudip
Bahan:
·         Teh kering 7,5gr
·         Aquades
·         CaCo3
·         Cloroform

4.      Hasil Penetilian Dan Pembahasan

A.    Hasil Penelitian
Tabel 2. Hasil akhir penimbangan ekstrak kafein pada teh kemasan
No
Sampel
Kadar kafein (%)
1
A
40,39
2
B
89
3
C
26,41
A.    Pembahasan
Dari hasil penelitian ini kadar kafein yang terdapat pada teh A 40,39%, teh B 89% dan teh C 26,41%. Jenis daun teh yang digunakan pada teh kemasan A dan C adalah daun teh yang masih muda, sehingga kadar kafeinnya sedikit. Sedangkan daun teh yang digunakan pada teh B adalah daun teh yang sudah tua, sehingga kadar kafeinnya lebih banyak, karena semakin tua suatu tanaman maka metabolit sekunder yang dihasilkan akan semakin banyak. Kadar kafein pada daun teh sekitar 2-3% dalam 100gr beratnya, sekitar 2,5gr. Kadar kafein pada produk teh A dan C lebih sedikit dari daun teh asli dan kadar kafein yang terdapat pada produk teh B lebih besar dari daun teh asli.
Manfaat dari mengetahui kandungan kafein pada teh adalah untuk mengurangi dampak dari kafein tersebut. Karena kalau terlalu banyak mengkonsumsi kafein juga akan berdampak buruk bagi konsumen. kebutuhan mengkonsumsi kafein dalam sehari adalah maksimal 450mg atau sama dengan 3 cangkir kopi.  
Proses untuk mengtahui kandungan kafein pada teh adalah dengan metode ekstraksi. Setelah mengekstraksi teh tersebut dilanjutkan dengan tahap mengevaporasi ekstrak kafein tersebut dengan cara penguapan di dalam oven dengan suhu 60˚C untuk menguapkan air dan cloroform yang masih terkandung di dalam ekstrak dan untuk mengetahui kadar kafein murni yang terdapat pada ekstrak teh.
CaCO3 digunakan untuk melarutkan teh dengan air pada saat larutan dipanaskan diatas kompor pemanas. Cloroform digunakan untuk memisahkan kafein dengan larutan teh pada saat larutan berada di separator funnel dan dikocok hingga larutan bercampur lalu didiamkan hingga membentuk 3 lapisan, lapisan atas, lapisan tengah dan lapisan bawah. Lapisan bawah dibuang dan yang akan diambil adalah lapisan yang atas karena lapisan atas adalah kafein murni. Larutan yang tengah adalah larutan kafein dan zat sisa dan larutan yang atas adalah larutan zat sisa.
5.  Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
Penelitian yang berjudul “PERBANDINGAN KANDUNGAN KAFEIN PADA 3 PRODUK TEH MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI” yang telah dilakukan membuktkan bahwa teh A dan teh C mengandung kadar kafein yang lebih rendah dibandingkan dengan daun teh murni. Pada teh B kadar kafein nya lebih tinggi dari teh A dan C karena mungkin masih mengandung air dan cloroform yang belum menguap.
B.     Saran
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan kepada yang ingin melanjutkan penelitian ini untuk menggunakan teh kering dalam jumlah yang lebih banyak supaya hasil dari penyaringan dan hasil dari pemisahan cloroform dan teh lebih banyak dan lebih mudah untuk diteliti, karena menghasilkan lebih banyak filtrat, supaya mendapat hasil yang maksimal. Selain itu dilakukan pengeringan crude kafein dengan lebih lama hingga benar-benar kering dan dibutuhkan waktu yang lama.
6.      Daftar Pustaka
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008.
Farmakologi UI, 1995.
Hogger, W.W.K., Turner, L.W. and Hafen. B.Q.2002. Guidelines For A Healty Lifestyle.
Drug Facts Comparisons, 2011.
Ware, Keller, Gandek, Brazier and Sullivan. 1995. Continium O Disease-Specific And General Health Measures.
Dalimarta, 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. 

No comments:

Post a Comment