Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui
jumlah kandungan kafein dari 3 produk teh kemasan.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2012-14 November 2012
dengan menggunakan metode observasi atau pengamatan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa produk A dan produk C mengandung kafein yang lebih rendah dari
daun teh yang murni atau yang belum diolah menhadi sebuah produk. Sedangkan
daun yang digunakan pada produk teh B adalah dain teh yang sudah tua, sehingga
kadar kafeinnya lebih tinggi. Dari hasil penelitian ini kandungan kafein lebih
tinggi karena daun teh yang digunakan sudah tua dibandingkan dengan daun teh
murni yang masih muda.
Kata
Kunci: ekstraksi, teh, kafein.
1.
Pendahuluan
Dewasa
ini, orang-orang lebih mengenal kopi sebagai minuman berkafein yang dapat
berfungsi sebagai pengurang rasa kantuk. Selain kopi, minuman lain yang
mengandung kafeina adalah teh. Kafeina atau lebih populer di sebut kafein
adalah sebuah senyawa yang berbentuk kristal dan berasa pahit. Kafein ditemukan
oleh kimiawan Jerman Friedrich Ferdinand Runge pada tahun 1819, kafein dapat dijumpai
secara alami pada biji kopi, daun teh, buah kola guarana dan mate.
(id.wikipedia.org/wiki/kafeina)
Kafein merupakan obat perangsang sistem
pusat saraf pada manusia dan dapat mengusir rasa kantuk secara sementara.
Minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, dan minuman ringan sangat
digemari. Kafein merupakan zat psikioaktif yang paling banyak dikonsumsi di
dunia. (id.wikipedia.org/wiki/Kafeina.)
Kafein biasanya aman dikonsumsi dalam
jumlah yang tidak berlebihan. Terlalu banyak kafein dapat menyebabkan
intoksidasi kafein (yaitu mabuk akibat kafein). Gejala penyakit diantaranya;
keresahan, kerisauan, insomnia, keriangan, muka merah, kerap kencing (diuresis)
dan masalah gastrointestial. Intoksidasi kafein juga bisa mengakibatkan
kepanikan dan penyakit kerisauan.
Diasatu sisi, kafein merupakan senyawa
yang bermanfaat bagi manusia, yang telah memberikan banyak keuntungan terutama
untuk meningkatkan daya konsentrasi dan menambah kenikmatan dalam mengkonsumsi
suatu minuman. Tetapi di sisi lain, kafein juga diketahui merupakan senyawa
beracun, yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan keturunannya.
2. Landasan Teoritis Dan Hipotesis
Penelitian
A. Tanaman Teh (Camellia sinensis L)
Pohon
kecil, tumbuh di alam bebas, daunnya berbentuk jorong atau bulat telur,
pucuknya di layukan dan dikeringkan untuk dibuat minuman. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2008)
Daun
berbau aromatic dan sedikit pahit. Berkhasiat sebagai peluruh kencing
(diuretic), stimulansia (kardiotonik), menstimulir susunan saraf pusat,
penyegar badan, berkhasiat sebagai astringen pada saluran cerna.
Daun
teh berguna untuk mengatasi sakit kepala, diare, penyubur dan menghitamkan
rambut, kolesterol dan trigliserida darah tinggi, kencing manis, mengurangi
terbentuknya karang gigi (dental plaque)
dan infeksi saluran cerna. (Dalimarta, 2000).
B. Kafein
Kafein adalah alkaloid yang terdapat
di biji kopi dan daun teh dengan rumus C8H10N4O2.
Kafein
atau trimetilksantin adalah satu dari senyawa kimia yang disebut metilksantin
yang terjadi secara alami dalam barisan tanaman asal bahan makanan seperti
kopi, teh, coklat dan lain-lain. Meskipun tidak ada batasan dalam peraturan
perundang-undangan untuk kafein dalam minuman teh, mengetahui kadarnya adalah
untuk tindakan makanan yang aman. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
menentukan kadar kafein dan derivate
ksantin lainnya dalam kopi, teh, coklat dan minuman ringan, tetapi sejauh
ini belum ada hasil dari produk-produk dari teh, kopi dan coklat yang beredar
di Indonesia. (Farmakologi UI, 1995).
3. Metodologi Penelitian
A. Desain Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode observasi atau pengamatan.
B.
Instrumentasi
Penelitian
Alat:
·
Gelas bekker 250ml dan 500ml
·
Gelas arloji
·
Gelas ukur 10ml dan 100ml
·
Kompor pemanas
·
Corong
·
Kertas saring
·
Neraca analitik
·
Separator funnel 1000ml
·
Sudip
Bahan:
·
Teh kering 7,5gr
·
Aquades
·
CaCo3
·
Cloroform
4. Hasil Penetilian Dan Pembahasan
A.
Hasil
Penelitian
Tabel 2.
Hasil akhir penimbangan ekstrak kafein pada teh kemasan
No
|
Sampel
|
Kadar kafein (%)
|
1
|
A
|
40,39
|
2
|
B
|
89
|
3
|
C
|
26,41
|
A.
Pembahasan
Dari
hasil penelitian ini kadar kafein yang terdapat pada teh A 40,39%, teh B 89%
dan teh C 26,41%. Jenis daun teh yang digunakan pada teh kemasan A dan C adalah
daun teh yang masih muda, sehingga kadar kafeinnya sedikit. Sedangkan daun teh
yang digunakan pada teh B adalah daun teh yang sudah tua, sehingga kadar
kafeinnya lebih banyak, karena semakin tua suatu tanaman maka metabolit
sekunder yang dihasilkan akan semakin banyak. Kadar kafein pada daun teh
sekitar 2-3% dalam 100gr beratnya, sekitar 2,5gr. Kadar kafein pada produk teh
A dan C lebih sedikit dari daun teh asli dan kadar kafein yang terdapat pada
produk teh B lebih besar dari daun teh asli.
Manfaat
dari mengetahui kandungan kafein pada teh adalah untuk mengurangi dampak dari
kafein tersebut. Karena kalau terlalu banyak mengkonsumsi kafein juga akan
berdampak buruk bagi konsumen. kebutuhan mengkonsumsi kafein dalam sehari
adalah maksimal 450mg atau sama dengan 3 cangkir kopi.
Proses
untuk mengtahui kandungan kafein pada teh adalah dengan metode ekstraksi.
Setelah mengekstraksi teh tersebut dilanjutkan dengan tahap mengevaporasi
ekstrak kafein tersebut dengan cara penguapan di dalam oven dengan suhu 60˚C
untuk menguapkan air dan cloroform
yang masih terkandung di dalam ekstrak dan untuk mengetahui kadar kafein murni
yang terdapat pada ekstrak teh.
CaCO3
digunakan untuk melarutkan teh dengan air pada saat larutan dipanaskan
diatas kompor pemanas. Cloroform digunakan
untuk memisahkan kafein dengan larutan teh pada saat larutan berada di
separator funnel dan dikocok hingga larutan bercampur lalu didiamkan hingga
membentuk 3 lapisan, lapisan atas, lapisan tengah dan lapisan bawah. Lapisan
bawah dibuang dan yang akan diambil adalah lapisan yang atas karena lapisan
atas adalah kafein murni. Larutan yang tengah adalah larutan kafein dan zat
sisa dan larutan yang atas adalah larutan zat sisa.
5. Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
Penelitian yang
berjudul “PERBANDINGAN KANDUNGAN KAFEIN
PADA 3 PRODUK TEH MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI” yang telah dilakukan
membuktkan bahwa teh A dan teh C mengandung kadar kafein yang lebih rendah
dibandingkan dengan daun teh murni. Pada teh B kadar kafein nya lebih tinggi
dari teh A dan C karena mungkin masih mengandung air dan cloroform yang belum menguap.
B.
Saran
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan kepada yang
ingin melanjutkan penelitian ini untuk menggunakan teh kering dalam jumlah yang
lebih banyak supaya hasil dari penyaringan dan hasil dari pemisahan cloroform dan teh lebih banyak dan lebih
mudah untuk diteliti, karena menghasilkan lebih banyak filtrat, supaya mendapat
hasil yang maksimal. Selain itu dilakukan pengeringan crude kafein dengan lebih lama hingga benar-benar kering dan
dibutuhkan waktu yang lama.
6.
Daftar
Pustaka

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008.
Farmakologi UI, 1995.
Hogger, W.W.K.,
Turner, L.W. and Hafen. B.Q.2002. Guidelines For A Healty Lifestyle.
Drug Facts Comparisons, 2011.
Ware, Keller,
Gandek, Brazier and Sullivan. 1995. Continium O Disease-Specific And General
Health Measures.
Dalimarta, 2000.
Atlas Tumbuhan Obat Indonesia.
No comments:
Post a Comment