Friday, 16 May 2014

PEMANFAATAN KITOSAN SEBAGAI BAHAN ADSORBENT LOGAM BERAT

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kitosan dapat menurunkan kadar limbah logam berat. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kapasitas khitosan dalam menurunkan kadar limbah logam berat. Logam berat yang digunakan sebagai sampel adalah logam Cu dan Zn.

Penelitian ini didesain secara eksperimental dengan menggunakan metode Real Experiment (eksperimen nyata). Penelitian yang menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Variabel bebas dari penelitian ini adalah waktu adsorbsi kitosan terhadap larutan yang mengandung logam berat yaitu 10 menit, 30 menit, dan 60 menit. Sedangakan variabel terikat dari karya ilmiah ini adalah reaksi yang dihasilkan oleh kitosan ketika dicampurkan dengan limbah logam berat. Hasil penelitian dari karya ilmiah ini menunjukkan bahwa kitosan dapat dijadikan sebagai suatu bahan adsorbent logam berat Cu dan Zn.

Kata Kunci : Kitosan, Adsorban, Logam Berat


1. Pendahuluan

           


Seperti yang kita tahu, saat ini perairan di Indonesia banyak yang tercemar limbah logam berat yang biasanya dihasilkan oleh industri-industri pengolahan biji besi, pertambangan, dan sebagainya. Limbah logam berat yang mengendap di dasar perairan dimakan oleh ikan yang pada akhirnya akan dikonsumsi oleh manusia. Sehingga limbah logam berat yang berasal dari makanan laut akan mengendap didalam tubuh manusia yang mengakibatkan keracunan.
Logam berat seperti tembaga, seng, atau selium dibutuhkan tubuh. Akan tetapi, dapat berpotensi menjadi racun jika konsentrasi dalam tubuh berlebih. Logam berat menjadi berbahaya disebabkan sistem bioakumulasi, yaitu peningkatan konsentrasi unsur kimia didalam tubuh makhluk hidup. Di antara seluruh unsur limbah logam berat, Hg (Merkuri) menduduki urutan pertama dalam hal sifat racunnya, kemudian disusul oleh Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, dan Zn
Lima sungai yang mengalir di Kota Solo, Jawa Tengah tercemar logam berat kromium (Cr) dan kadmium (Cd) kelima sungai itu adalah Premulung, Jenes, Pepe, Kalianyar, dan Bengawan Solo.
Sebagian orang sudah meneliti tentang beberapa bahan untuk menurunkan kadar limbah logam berat, salah satunya adalah khitosan.
Informasi mengenai hal ini masih sedikit, sehingga penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut.
Khitosan adalah limbah kulit udang yang diolah untuk pembuatan chitin yang diproses lebih lanjut menjadi khitosan. Dengan adanya sifat kitin dan khitosan yang dihubungkan dengan gugus amino dan hidrokisil yang terikat menyebabkan kitin dan khitosan mempunyai kereaktifitas kimia yang tinggi dan sifat polielektrolit kation sehingga dapat berperan sebagai penukar ion, serta dapat berperan sebagai absorben terhadap logam berat air limbah. (http://suhanasulastri.blogspot.com/2011/03/absorbansi-logam-berat-dengan-kitosan.html)


2.  Instrumentasi, dan Prosedur Project

Alat :
·         Magnetic Strirrer
·         Gelas kimia
·         Gelas ukur
·         Labu ukur
·         Pipet volume
·         Pipet tetes
·         Kaca arloji
·         Spatula
·         Cawan petri
·         Neraca analisis
·         Atomic Absorption Spectrophotometer  (AAS)
Bahan :
·         Serbuk kitosan
·         Seng Sulfat ZnSO4
·         Tembaga Sulfat CuSO4
·         Kertas saring
·         Aquadest

Prosedur Pembuatan
1.      Pembuatan Kitin
Deproteinasi
a.       Kulit udang yang sudah bersih direndam dilarutan NaOH (10%)   selama ± 60 menit pada suhu 70 oC.
b.      Lalu dicuci dengan air hingga bersih.
c.       Jemur hingga kering.
Deminarisasi
a.       Kulit udang yang sudah bersih direndam didalam larutan HCl (10%) selama ± 60 menit pada suhu kamar.
b.      Kulit udang yang sudah direndam dicuci dengan air hingga pH netral.
c.       Lalu jemur hingga kering
2.      Pembuatan Kitosan
a.       Kitin direndam dalam larutan NaOH (60%).
b.      Dipanaskan selama ± 60 menit pada suhu 140 oC.
c.       Dicuci dengan air hingga pH netral.
3.      Adsorbsi Logam Berat dengan Kitosan
a.       Senyawa logam berat dilarutkan dengan air aquadest dengan konsentrasi standar 1000 ppm.
b.      Masing masing logam berat dengan konsentrasi awal 1000 ppm, di encerkan menjadi 10 ppm menggunakan rumus:
C1 V1 = C2 V2
c.       Kitosan yang digunakan sebesar 0,5 gram.
d.      Kita mengabsorbsi dengan variasi waktu kontak selama 10 menit, 30 menit, dan 60 menit. Dengan suhu optimum 25°C
Konsentrasi masing-masing ion logam yang tersisa dalam larutan, dapat ditentukan dengan AAS

3. Hasil Penelitian

Waktu (menit)
% Adsorpsi CuSO4
% Adsorpsi ZnSO4
10
99,5
99,2
30
99,5
98,8
60
99,4
99,5

Adsorpsi logam berat dengan menggunakan variasi waktu kontak dlakukan dengan 0,5 g kitosan untuk digunakan mengadsorpsi masing-masing 25 mL dengan menggunakan suhu sebesar 25°C. Masing-masing larutan logam berat dibuat dengan konsentrasi awal 1000 ppm sesuai dengan konsentrasi standar nya, setelah mendapatkan konsentrasi yang sesuai lalu diencerkan hingga menjadi 10 ppm menggunakan rumus pengenceran.Waktu kontak divariasikan dengan variasi 10’, 30’, dan 60’. Variasi waktu kontak pada adsorpsi logam dengan kitosan merupakan waktu yang digunakan kitosan untuk mengadsorpsi logam. Dengan adanya variasi waktu kontak ini dapat terlihat berapa waktu yang optimum kitosan untuk mengadsorpsi logam. Adsorpsi logam CuSO4 dan ZnSO4 


   Pada waktu kontak 10 menit adsorpsi logam berat Cu dengan kitosan sudah cukup besar yaitu diatas 90%. Kemudian pada waktu kontak 30 menit adsorpsi logam berat tetap diatas 90%, diwaktu kontak 60 menit adsorpsi logam berat mengalami penurunan sebanyak 0,1%. Hasil yang diperoleh dari absorpsi logam berat Zn menghasilkan, pada waktu kontak 10 menit logam berat yang terabsorpsi sebanyak 99,2%, sedangkan  pada saat waktu kontak 30 menit mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu sebanyak 0,6%. Kemudian pada waktu 60 menit mengalami penurunan sebanyak 0,3%. Ini disebabkan karena kapasitas maksimum adsorpsi dari kitosan hampir tercapai dengan sempurna. 
   Kitosan memiliki gugus amina yang menyebabkan kitosan bermuatan parsial positif kuat. Hal ini menyebabkan kitosan dapat larut dalam larutan asam sampai netral. Selain itu, muatan positif tersebut menyebabkan kitosan dapat menarik molekul-molekul yang bermuatan parsial negativ seperti minyak, lemak, dan protein. Sifat inilah yang kemudian menjadikan kitosan banyak dimanfaatkan (Mahendra, 2007)
     Berdasarkam data diatas dapat dilihat bahwa terjadi adsorpsi logam berat yang tidak teratur, hal ini disebabkan karena pengaruh wadah yang dipakai berbeda-beda. Semakin besar wadah yang dipakai maka larutan yang di aduk semakin tidak tercampur.

Kesimpulan
Berdasarkan penilitian yang telah dilakukan adsorbsi kitosan terhadap logam berat menunjukkan hasil penurunan kadar limbah logam berat Cu yang rata-rata sebesar 99,4%, dan banyak nya logam Zn yang diserap oleh kitosan sebesar 99,1%. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kitosan efektif untuk dimanfaatkan sebagai bahan untuk menurunkan kadar logam berat yang terdapat pada air.

4. Daftar Pustaka

Badan POM. 2008. “Chitosan”. Naturakos. hlm. 10-12.
Kristianingrum,Susila. 2012. “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel Dan Efeknya”. Jurnal Tugas Akhir.
Laksono , Prodjosanto , & Ikhsan. 2007. “Adsorpsi Kitosan Terhadap Ion Ni(II) dan Mn(II) Pada Berbagai pH”. Jurnal Tugas Akhir.
Mahendra,Jarot. 2007. “Pemanfaatan kitosan dan kitosan termodifikasi dari limbah udang sebagai adsorben logam Cu, Cr, dan Zn”. Jurnal Tugas Akhir.
Nendes,Maikel. 2011. “Kemampuan Kitosan Limbah Cangkang Udang Sebagai Resin Pengikat Logam Berat (Cu)”. Jurnal Tugas Akhir.
Prayudi & Susanto. 2001. “Pengaruh Ukuran Partikel Chitosan Pada Proses Degradasi Limbah Cair Tekstil”. Jurnal Tugas Akhir.
Rachdiati, Citroreksoko, & Iskandar. 2007. “Penggunaan Kitosan Untuk Penghilangan Krom VI Dalam Air”. Jurnal Tugas Akhir.
Syakti & Hidayati. 2012. “Agen Pencemaran Laut”
Yunianti & Maharani. 2012. “Pemanfaatan Membran Kitosan-Silika Untuk Menurunkan Kadar Ion Logam Pb(II) Dalam Larutan”. Jurnal Tugas Akhir.
http://chemfunny.blogspot.com/2012/08/bagian-bagian-aas.html

http://wimvynurbahri.blogspot.com/2010/09/laporan-aas.html

No comments:

Post a Comment