Tuesday, 20 May 2014

PEMANFAATAN UMBI GADUNG SEBAGAI PESTISIDA NABATI

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan umbi gadung (dioscorea hispida dennust) sebagai pestisida alami.
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah 40 hama walang. Larutan yang digunakan terdiri dari 4 konsentrasi yang berbeda yaitu 5%, 10%, 15%, dan 20%. Satu konsentrasi larutan disemprotkan ke dalam kandang yang berisi 10 walang. Pengaruh larutan pestisida umbi gadung dilihat dari perubahan kondisi tubuh hama walang setelah disemprotkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umbi gadung (dioscorea hispida dennust) dapat dijadikan sebagai pestisida alami didasarkan hasil pengamatan terdapat 7 walang yang mati pada konsentrasi 10% , 7 walang yang mati pada konsentrasi 15%, dan 7 walang yang mati pada konsentrasi 20%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan umbi gadung (dioscorea hispida dennust) dapat dijadikan pestisda alami dengan konsentrasi yang paling efektif adalah 10%.
Kata kunci : Umbi Gadung (dioscorea hispida dennust), pestisida alami, hama walang



1. Pendahuluan

Peran tanaman sangat penting bagi perekonomian indonesia. Maka dari itu kesuburan tanaman sangatlah penting untuk diperhatikan oleh masyarakat Indonesia.
Produktivitas pertanian dapat terganggu oleh adanya OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Organisme pengganggu tanaman inilah yang dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis terhadap petani maupun masyarakat. Banyak sekali petani mengeluhkan hama tanaman yang mengganggu proses pertumbuhan tanaman. Pengendalian hama yang baik yaitu dengan cara biologis pengendaliannya meliputi penggunaan predator, binatang pemakan hama, atau penggunaan parasit dan bakteri yang menyebabkan sakit pada hama. (Pracaya,2008).
Untuk memberantas hama yang merusak tanaman, para petani biasanya menggunakan pestisida yang disemprotkan ke tanaman tersebut. Tapi kebanyakan petani mencari pestisida yang bersifat kimia yang membahayakan lingkungan  sekitarnya. Pemanfaatan tumbuhan untuk pestisida nabati seharusnya mendapatkan perhatian serius dalam pemanfaatannya daripada pestisida kimia karena disamping lebih mudah didapatkan dan lebih murah juga ramah lingkungan. Penggunaan pestisida sintesis yang berlebihan akan menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan diantaranya adalah dapat meracuni manusia dan hewan domestik, meracuni organisme yang berguna, misalnya musuh alami hama, lebah dan serangga yang membantu penyerbukan, mencemari lingkungan dengan segala akibatnya, termasuk residu pestisida. Pestisida yang bersifat kimia sangat membahayakan karena mengandung  DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane) yang mengandung sifat apolar dan sifat DDT yang stabil dan persisten. Banyak sekali tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida alami untuk membasmi hama tumbuhan. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan sebagai pestisida alami adalah tanaman umbi gadung (http://www.gerbangpertanian.com).
Tanaman umbi gadung tergolong umbi-umbian yang populer walaupun kurang mendapat perhatian. Umbi ini sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai pestisida alami karna mengadung zat yang bersifat racun bagi serangga, ulat, cacing (nematoda) bahkan juga tikus (Sudarmo Subiyatko, 2005). Berdasarkan hal tersebut, akan dilakukan penelitian tentang pemanfaatan umbi gadung sebagai pestisida alami pembrantas hama tanaman.

2. Metodologi penelitian
Penelitian ini didasarkan dengan cara eksperimental, yaitu penelitian yang menggunakan kelas eksperimen. Kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah umbi gadung (dioscorea hispida dennust) yang di jadikan cairan  (larutan) dengan campuran air. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2012 sampai tanggal 1 November 2012 bertempat di laboratorium Biologi SMA Lazuardi GIS.
            Penelitian ini menggunakan sampel yaitu serangga ‘walang’ sejumlah 50 walang. Dengan 4 konsentrasi cairan (larutan) umbi Gadung yang sudah dikonversi dengan ukuran yang berbeda. Keempat cairan tersebut dibuat dengan larutan yang memiliki konsentrasi umbi gadung berbeda yaitu 5%, 10%, 15%, dan 20%. Sedangkan 10 walang dijadikan sebagai variable control. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara menyemprotkan cairan yang  memiliki konsentrasi gadung 5% ke walang  di kandang A,  10% ke walang di kandang B, 15% ke walang di kandang C, dan 20% ke walang di kandang D. Masing-masing kardus yang diisi 10 walang akan dilihat dan dihitung durasi waktunya untuk mengukur keefektifan masing-masing cairan tersebut dalam  mematikan walang didalamnya.
Alat yang digunakan antara lain, Piala gelas, Blender, Pisau, Kain, Baskom, Gunting, 4 botol spray, Tempat pengaduk. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu Umbi gadung, Air, 40 walang
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan di empat wadah berupa kardus yang berisi masing-masing 10 walang dan di semprotkan dengan waktu yang bersamaan oleh cairan yang berbeda kadar gadungnya. Tahap dalam penelitian ini adalah:
a. Mengupas umbi gadung yang telah dicuci sebelumnya,
b. Memotong umbi gadung menjadi potongan kecil,
c. Menyiapkan air sebanyak 100ml ke dalam 4 wadah yang berbeda,
d. Memasukkan umbi gadung ke dalam blender secara bergantian dengan ukuran yang berbeda laludihaluskan,
e. Menghaluskan umbi yang telah disaring oleh kain tipis,
f. Memisahkan  umbi yang telah disaring dalam 4 wadah,
g. Mencampurkan larutan gadung dengan air 100 ml yang telah terpakai sebelumnya ke dalam masing-masing wadah,
h. Mengaduk larutan umbi gadungdan air hingga tercampur,
i. Memasukan masing-masing cairan pestisida yang telah selesai kedalam  4 botol spray,
j. Menyemprotkan masing-masing pestisida ke kandang yang terisi walang dengan ketentuan 1 kandang yang berisi walang disemprotkan 1 cairan,
k. Mengamati perubahan yang terjadi dan menghitung durasi waktu masing-masing pestisida dalam mematikan walang,

No comments:

Post a Comment