Friday, 16 May 2014

POTENSI TANAH LEMPUNG TERAKTIVASI SEBAGAI ADSORPSI LOGAM BERAT Pb

Abstrak

      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tanah lempung teraktivasi dalam menyerap kadar larutan Pb.
             Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2012. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasi secara kualitatif setelah air yang tercemar logam Pb disaring oleh lempung teraktivasi, kemudian larutan tersebut akan di cek kadar logam yang tersisa menggunakan instrumen AAS. Sampel dalam penelitian ini adalah tanah lempung dan air yang tercemar logam Pb. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanah lempung teraktivasi oleh H2SO4 memiliki kemampuan untuk menyerap Pb karena ion pada permukaan tanah lempung dapat menyerap ion pada Pb sebesar 1.3633 ppm atau sebesar 25.7%
Kata Kunci: Tanah lempung, Pb.



1. Pendahuluan
      Dewasa ini, kemajuan  industri begitu pesat. Peningkatan jumlah industri akan selalu diikuti oleh pertambahan jumlah limbah, baik berupa limbah padat, cair maupun gas. Masalah utama yang ditimbulkan dari perkembangan industri saat ini adalah masalah pencemaran lingkungan oleh limbah industri. Salah satu limbah industri yang berbahaya adalah logam berat (Lestari & Edward, 2004)
      Keberadaan logam berat dalam perairan akan sulit mengalami degradasi bahkan logam tersebut akan diabsorpsi dalam tubuh organisme padahal logam berat seperti Pb dan Cd ini termasuk golongan logam berat yang berbahaya dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan dan pencernaan (Darmono, 1995;2001).
      Keracunan logam berat Pb dan Cd dapat menyebabkan keracunan yang akut dan kronis. Keracunan akut logam Pb ditandai oleh rasa terbakarnya mulut, terjadinya perangsangan dalam gastrointestinal dengan disertai diare dan gejala keracunan kronis ditandai dengan rasa mual, anemia, sakit di sekitar perut dan dapat menyebabkan kelumpuhan (Darmono, 2001).
      Air adalah sumber kehidupan, jika air tercemar maka secara langsung akan mempengaruhi kehidupan manusia, hewan dan kehidupan biota air. Mengingat ancaman yang begitu besar dari pencemaran logam berat yang dibuang ke perairan, maka telah banyak dikembangkan berbagai metode alternatif untuk mengurangi konsentrasi logam berat tersebut.
      Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode adsorbsi menggunakan lempung yang sudah diaktivasi untuk mengurangi konsentrasi Pb di dalam air. Mengingat ketersediaan lempung dan kemudahan mendapatkannya, maka peneliti memilih lempung dengan harapan biaya lebih murah serta mudah dalam penerapan dilapangan oleh berbagai kalangan masyarakat.
2. Metodologi Penelitian
      Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasi, secara kualitatif setelah air sungai yang tercemar logam Pb disaring oleh lempung teraktivasi, kemudian larutan tersebut akan di cek kadar logam yang tersisa menggunakan metode AAS. Penelitian ini dilakukan selama bulan November 2012 di laboratorium SMA Lazuardi GIS Depok. Sampel dalam penelitian ini adalah tanah lempung dan air sungai di samping SMA Lazuardi GIS.
      Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Cawan petri, Neraca digital, Palu, Kertas saring, Oven, Loyang, Corong, Mortar, Sundip, Gelas piala, Labu ukur. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Tanah lempung, H2SO4 2M, Pb(NO3)2, Aquades, Air sungai, Busa, Kerikil, Pasir. Tahapan dalam penelitian ini adalah:

1.                                                      1. Pengaktifan tanah lempung
- Menimbang tanah lempung seberat 100gr, dibuat 3 ulangan
- Lempung yang telah ditimbang dimasukan dalam oven 1100C selama 24 jam.
- Tanah lempung yang sudah kering dihancurkan menggunakan palu hingga menjadi bubuk
- Tanah lempung yang sudah bubuk dimasukan kedalam larutan H2SO4 2M selama 24 jam
- Disaring kemudian hasil saringan lempung dimasukan kedalam oven pada suhu 1100C selama 24 jam
-  Metode 4 dan 5 diulang sebanyak 3 kali

2. Pembuatan larutan logam Pb(NO3)2
-   Menimbang Pb(NO3)2 0.5 gram.
- Dimasukan kedalam labu takar 250 ml menggunakan corong
-  Ditambahkan air sungai sampai tanda tera, sehingga konsentrasi yang dihasilkan 2000 ppm (Filtrat A)
- Untuk mendapatkan larutan yang berkonsentrasi 50 ppm maka dilakukan pengenceran

3. Proses adsorpsi logam berat Pb oleh lempung
-    Susun alat sebagai berikut
-  Masukan larutan logam pada alat adsorpsi tanah lempung. Lalu biarkan selama 8 jam
-    Buka corong, tamping hasil saringannya
-  Larutan hasil saringan akan diujikan kadar logamnya menggunakan instrumen AAS

4. Penyaringan logam berat Pb
-       Masukan air sungai yang sudah tercemar Pb(NO3)2  sebanyak 300 ml
-       Diamkan dan rendam selama 8 jam

3. Hasil dan Pembahasan
      Setelah dilakukan penelitian pengaruh penyerapan tanah lempung teraktivasi terhadap adsorbsi larutan Pb dengan menggunakan instrumen spektrofotometri AAS, maka diperoleh data sebagai berikut :
      Kemampuan tanah lempung teraktivasi dalam menyerap larutan Pb ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Data konsentrasi larutan Pb

No
Konsentrasi larutan Pb
sebelum di filter
Konsentrasi larutan Pb
setelah di filter
Konsentrasi larutan Pb
yang terserap
Persentase
penyerapan

1

5.2940 ppm

3.9307 ppm

1.3633 ppm

25,7 %

Dari tabel diatas, diperoleh hasil bahwa konsentrasi larutan Pb sebelum dilakukannya filtrasi menggunakan tanah lempung teraktivasi adalah 5.2940 ppm. Sedangkan untuk larutan Pb yang telah difiltrasi dan dibiarkan selama 8 jam, diperoleh konsentrasi sebesar 1.3633 ppm. Maka persentase Pb terserap adalah 25,7  %.
4.  Kesimpulan
      Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tanah lempung teraktivasi oleh pelarut H2SO4 dapat diaplikasikan sebagai penjerat Pb. dengan presentasi penjerapannya sebesar 25,75 %.
5. Saran
      Pada penelitian yang selanjutnya, penulis diharapkan untuk:
1.    Lebih teliti dalam mengukur larutan dan takaran dalam penelitian.
2.    Mencari tumbuhan lain untuk dijadikan perbandingan kandungan Tanin
yang lebih besar.
3. Digunakan alat-alat yang lebih spesifik dalam mengukur larutan Tumbuhan Meniran dan Tumbuhan Jambu Biji.
4.  Membuat tiga kali pengulangan untuk setiap pekerjaan.
6.  Daftar Pustaka
[1] Eliya Nur Khasanah, 2009, Adsorpsi Logam Berat, Oseana, Volume XXXIV, Nomor 4, Tahun 2009: 1-7
[2] Jacqueline M.F Sahetapy, 2011, Toksisitas Logam Berat Timbal (Pb) Dan Pengaruhnya Pada Konsumsi Oksigen dan Respon Hematologi Juvenil Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus), Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
[3] Julius Marinus, 2005,  Bangun kandungan logam berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd) dalam air, sedimen dan organ tubuh ikan sokang (triacanthus nieuhofi) di perairan ancol, teluk Jakarta,  Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
[4] P.Suarya, 2012, Karakterisasi Adsorben Komposit Aluminium Oksida Pada Lempung Teraktivasi Asam, Jurnal Kimia 6 (1), Januari 2012 : 93-100
[5] Syaiful Bahri, Muhdarina,Aulia Fitrah, 2010, Lempung Alam Termodifikasi Sebagai Adsorben Larutan Anorganik: Kesetimbangan Adsorpsi Lempung Terhadap Ion Cu2+, Jurnal Sains dan Teknologi 9 (1), Maret 2010: 9-13
[6] http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid-pemantauan-pencemaran/168-pencemaran-pb-timbal?start=3
[7] http://www.chemz.wordpress.com
[8] Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta, Jakarta, http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2012/10/logam-berat-timbal-pb.html,


No comments:

Post a Comment