Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
potensi tanah lempung teraktivasi dalam menyerap kadar larutan Pb.
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2012.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasi secara kualitatif setelah
air yang tercemar logam
Pb disaring oleh lempung teraktivasi, kemudian larutan tersebut akan di cek
kadar logam yang tersisa menggunakan
instrumen AAS. Sampel dalam
penelitian ini adalah tanah lempung dan air yang tercemar logam Pb. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanah lempung
teraktivasi oleh H2SO4
memiliki kemampuan untuk menyerap Pb karena ion pada permukaan
tanah lempung dapat menyerap ion pada Pb
sebesar 1.3633 ppm atau sebesar 25.7%
Kata
Kunci: Tanah lempung, Pb.
1.
Pendahuluan
Dewasa ini, kemajuan industri begitu
pesat. Peningkatan jumlah industri akan selalu diikuti oleh pertambahan jumlah
limbah, baik berupa limbah padat, cair maupun gas. Masalah utama yang ditimbulkan dari perkembangan industri
saat ini adalah masalah pencemaran lingkungan oleh limbah industri. Salah satu
limbah industri yang berbahaya adalah logam berat (Lestari & Edward, 2004)
Keberadaan logam berat dalam
perairan akan sulit mengalami degradasi bahkan logam tersebut akan diabsorpsi
dalam tubuh organisme padahal logam berat seperti Pb dan Cd ini termasuk
golongan logam berat yang berbahaya dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui
saluran pernafasan dan pencernaan (Darmono, 1995;2001).
Keracunan logam berat Pb dan Cd dapat
menyebabkan keracunan yang akut dan kronis. Keracunan akut logam Pb ditandai
oleh rasa terbakarnya mulut, terjadinya perangsangan dalam gastrointestinal dengan
disertai diare dan gejala keracunan kronis ditandai dengan rasa mual, anemia,
sakit di sekitar perut dan dapat menyebabkan kelumpuhan (Darmono, 2001).
Air adalah sumber kehidupan, jika air tercemar maka
secara langsung akan mempengaruhi kehidupan manusia, hewan dan kehidupan biota
air. Mengingat ancaman yang begitu besar dari pencemaran logam berat yang
dibuang ke perairan, maka telah banyak dikembangkan berbagai metode alternatif
untuk mengurangi konsentrasi logam berat tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
adsorbsi menggunakan lempung yang sudah diaktivasi untuk mengurangi konsentrasi
Pb di dalam air. Mengingat ketersediaan lempung dan kemudahan mendapatkannya,
maka peneliti memilih lempung dengan harapan biaya lebih murah serta mudah
dalam penerapan dilapangan oleh berbagai kalangan masyarakat.
2.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasi, secara kualitatif setelah
air sungai yang tercemar logam Pb disaring oleh lempung teraktivasi, kemudian
larutan tersebut akan di cek kadar logam yang tersisa menggunakan metode AAS. Penelitian ini dilakukan selama bulan November 2012 di laboratorium SMA Lazuardi GIS Depok. Sampel dalam penelitian ini adalah tanah lempung
dan air sungai di samping SMA Lazuardi GIS.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Cawan petri,
Neraca digital, Palu, Kertas saring, Oven, Loyang, Corong, Mortar, Sundip,
Gelas piala, Labu ukur. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Tanah lempung, H2SO4 2M, Pb(NO3)2, Aquades, Air sungai,
Busa, Kerikil, Pasir. Tahapan dalam penelitian ini adalah:
1.
1.
Pengaktifan tanah lempung
- Menimbang tanah lempung seberat
100gr, dibuat 3 ulangan
- Lempung
yang telah ditimbang dimasukan dalam
oven 1100C selama
24 jam.
-
Tanah lempung yang sudah kering
dihancurkan menggunakan
palu hingga menjadi bubuk
- Tanah
lempung yang sudah bubuk dimasukan kedalam larutan
H2SO4 2M selama 24 jam
- Disaring kemudian
hasil saringan lempung dimasukan kedalam
oven pada suhu
1100C selama 24 jam
- Metode 4 dan 5 diulang sebanyak
3 kali
2.
Pembuatan larutan logam Pb(NO3)2
- Menimbang Pb(NO3)2 0.5 gram.
- Dimasukan kedalam labu takar 250 ml menggunakan corong
- Ditambahkan air
sungai sampai tanda tera, sehingga konsentrasi yang
dihasilkan 2000 ppm (Filtrat A)
- Untuk mendapatkan
larutan yang berkonsentrasi 50 ppm maka dilakukan pengenceran
3. Proses adsorpsi
logam berat Pb oleh lempung
- Susun alat sebagai berikut
- Masukan larutan logam pada alat adsorpsi
tanah lempung. Lalu biarkan selama 8 jam
- Buka corong, tamping hasil saringannya
- Larutan hasil saringan akan diujikan kadar
logamnya menggunakan instrumen AAS
4.
Penyaringan logam berat
Pb
- Masukan air
sungai yang sudah tercemar
Pb(NO3)2 sebanyak 300 ml
- Diamkan dan rendam selama
8 jam
3.
Hasil dan Pembahasan
Setelah dilakukan penelitian pengaruh
penyerapan tanah lempung teraktivasi terhadap adsorbsi larutan Pb dengan
menggunakan instrumen spektrofotometri AAS, maka diperoleh data sebagai berikut
:
Kemampuan tanah lempung teraktivasi dalam
menyerap larutan Pb ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Data
konsentrasi larutan Pb
No
|
Konsentrasi larutan Pb
sebelum di filter
|
Konsentrasi larutan Pb
setelah di
filter
|
Konsentrasi larutan Pb
yang terserap
|
Persentase
penyerapan
|
1
|
5.2940 ppm
|
3.9307 ppm
|
1.3633 ppm
|
25,7 %
|
Dari tabel diatas, diperoleh
hasil bahwa konsentrasi larutan Pb sebelum dilakukannya filtrasi
menggunakan tanah lempung teraktivasi adalah 5.2940 ppm. Sedangkan untuk
larutan Pb yang telah difiltrasi dan dibiarkan selama 8 jam,
diperoleh konsentrasi sebesar 1.3633 ppm. Maka persentase Pb terserap adalah
25,7 %.
4. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa tanah lempung teraktivasi oleh pelarut H2SO4
dapat diaplikasikan sebagai penjerat Pb. dengan presentasi penjerapannya
sebesar 25,75 %.
5.
Saran
Pada penelitian yang selanjutnya, penulis
diharapkan untuk:
1.
Lebih
teliti dalam mengukur larutan dan takaran dalam penelitian.
2.
Mencari
tumbuhan lain untuk dijadikan perbandingan kandungan Tanin
yang lebih
besar.
3. Digunakan
alat-alat yang lebih spesifik dalam mengukur larutan Tumbuhan Meniran dan
Tumbuhan Jambu Biji.
4. Membuat tiga kali pengulangan untuk setiap
pekerjaan.
6.
Daftar Pustaka
[1]
Eliya Nur Khasanah, 2009, Adsorpsi Logam Berat, Oseana, Volume XXXIV, Nomor 4, Tahun 2009: 1-7
[2] Jacqueline
M.F Sahetapy, 2011, Toksisitas Logam Berat Timbal (Pb) Dan Pengaruhnya Pada Konsumsi Oksigen
dan Respon Hematologi Juvenil Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus),
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor
[3] Julius
Marinus, 2005, Bangun kandungan logam
berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd) dalam air, sedimen dan organ tubuh ikan
sokang (triacanthus nieuhofi) di perairan ancol, teluk Jakarta, Departemen
Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut
Pertanian Bogor
[4] P.Suarya, 2012, Karakterisasi Adsorben
Komposit Aluminium Oksida Pada Lempung Teraktivasi Asam, Jurnal Kimia 6 (1), Januari 2012 : 93-100
[5] Syaiful Bahri, Muhdarina,Aulia Fitrah, 2010,
Lempung Alam Termodifikasi Sebagai Adsorben Larutan
Anorganik: Kesetimbangan Adsorpsi Lempung Terhadap Ion Cu2+, Jurnal Sains dan Teknologi 9 (1), Maret 2010: 9-13
[6] http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid-pemantauan-pencemaran/168-pencemaran-pb-timbal?start=3
[7]
http://www.chemz.wordpress.com
[8] Palar, H.
2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta, Jakarta, http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2012/10/logam-berat-timbal-pb.html,
No comments:
Post a Comment